Foto: AFP.
Foto: AFP.

Sepekan, Rupiah 'Menggulung' Dolar AS

Angga Bratadharma • 25 Juli 2020 10:05
Jakarta: Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di sepanjang pekan ini diperdagangkan di tren menguat. Mata uang Garuda mulai mampu menggulung mata uang Paman Sam di tengah lonjakan kasus infeksi covid-19 di seluruh dunia.
 
Mengutip data Bloomberg, Sabtu, 25 Juli 2020, nilai tukar rupiah pada awal pekan ini atau tepatnya Senin, 20 Juli, berada di level Rp14.785 per USD. Kemudian pada Selasa, 21 Juli, mata uang Garuda mulai menguat ke level Rp14.741 per USD. Lalu pada Rabu, 22 Juli, nilai tukar rupiah kembali berhasil menghantam dolar AS di level Rp14.650 per USD.
 
Selanjutnya, Kamis, 23 Juli, mata uang Garuda lagi-lagi sukses menggilas mata uang Paman Sam dengan bertengger di level Rp14.580 per USD. Namun sayangnya, reli nilai tukar rupiah harus terhenti di akhir pekan yakni Jumat, 24 Juli, lantaran harus melemah tipis ke level Rp14.585 per USD.

Sementara itu, kurs dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada akhir perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB), karena pelaku pasar menimbang dampak dari kasus covid-19 yang terus meningkat di AS. Selain itu, investor terbebani dengan pertikaian yang terjadi antara AS dengan Tiongkok.
 
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,26 persen menjadi 94,4473. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1635 dari USD1,1608 pada sesi sebelumnya, dan poundsterling Inggris naik menjadi USD1,2788 dari USD1,2743 pada sesi sebelumnya.
 
Dolar Australia turun menjadi USD0,7094 dibandingkan dengan USD0,7108. Dolar AS membeli 106,01 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 106,73 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9222 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9252 franc Swiss, dan meningkat menjadi 1,3422 dolar Kanada dari 1,3387 dolar Kanada.
 
Para ahli mencatat pedagang khawatir bahwa infeksi virus korona yang melonjak di Amerika Serikat akan terus membebani perekonomian. "Perlahan menjadi jelas bahwa gelombang covid-19 saat ini di AS akan meninggalkan jejak negatif yang berat dalam ekonomi AS," kata Analis Commerzbank Research Antje Praefcke.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan