Musim laporan keuangan emiten terus berlanjut, harga minyak tampaknya akan tetap berombak, sementara Inggris dan Jepang akan merilis data ekonomi yang akan sangat diawasi.
Melansir Investing.com, Senin, 12 Februari 2024, berikut deretan isu yang menjadi sorotan para pelaku pasar keuangan di minggu ini.
1. Data inflasi AS
Setelah data pekerjaan dan pertumbuhan yang kuat baru-baru ini membuat pasar menepis spekulasi mengenai waktu penurunan suku bunga Federal Reserve, semua mata akan tertuju pada laporan inflasi pada Selasa untuk periode Januari.
Tanda-tanda tekanan harga mulai pulih dapat mendorong spekulasi penurunan suku bunga lebih jauh lagi. Para ekonom memperkirakan peningkatan 0,2 persen harga konsumen dari bulan sebelumnya, untuk kenaikan tahunan sebesar 2,9 persen. Inflasi yang mendasari terlihat meningkat 3,8 persen dari tahun sebelumnya.
Para pengamat pasar juga akan mendapat kesempatan untuk mendengar dari beberapa pejabat Fed selama seminggu, termasuk Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, dan Kepala Fed San Francisco Mary Daly.
Kalender ekonomi juga mencakup angka-angka retail sales untuk Januari pada Kamis bersama dengan laporan mingguan klaim pengangguran awal, sementara laporan inflasi harga produsen dan data awal sentimen konsumen akan dirilis pada Jumat.
2. Laba
Musim laporan keuangan berlanjut di minggu depan setelah S&P 500 ditutup di atas 5.000 untuk pertama kalinya pada Jumat dan Nasdaq sempat diperdagangkan di atas 16.000, ditopang oleh saham-saham megacaps dan cip, termasuk Nvidia (NASDAQ:NVDA) bersama dengan hasil laporan keuangan yang optimis.
Dengan hasil laporan keuangan dari sekitar dua pertiga perusahaan S&P 500, data LSEG saat ini menunjukkan estimasi Wall Street untuk pertumbuhan pendapatan kuartal keempat sebesar 9,0 persen dibandingkan ekspektasi pertumbuhan 4,7 persen pada 1 Januari. Sementara 81 persen perusahaan mengalahkan estimasi, dibanding dengan rata-rata 76 persen dalam empat periode pelaporan sebelumnya.
Investor akan menantikan laporan keuangan dari Shopify (NYSE:SHOP) dan Marriott (NASDAQ:MAR) pada Selasa, Kraft Heinz (NASDAQ:KHC) dan Cisco (NASDAQ:CSCO) akan melaporkan laporan keuangannya pada Rabu, serta Wendy's (NASDAQ:WEN) dan Trade Desk (NASDAQ:TTD) pada Kamis.
3. Harga minyak
Harga minyak tampaknya akan tetap volatil dalam beberapa hari mendatang setelah ditutup menguat pada Jumat lalu, mencatat penguatan mingguan sebesar enam persen.
Harga didorong oleh meningkatnya kekhawatiran akan pasokan dari Timur Tengah di tengah konflik yang tengah berlangsung di wilayah tersebut dan karena penghentian operasi kilang minyak AS yang signifikan, baik yang direncanakan maupun yang tidak, memperketat pasar produk.
Peningkatan untuk minggu lalu terjadi menyusul penurunan tujuh persen pada minggu sebelumnya.
Baca juga: Pelaku Pasar Disarankan Pakai Strategi Ini untuk Kurangi Risiko Volatilitas Pasar Keuangan |
4. Data ekonomi Inggris
Inggris akan merilis data pekerjaan, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi yang akan sangat diawasi di minggu mendatang kala investor mencoba untuk menentukan waktu penurunan suku bunga pertama Bank of England.
Laporan ketenagakerjaan pada Selasa diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan upah mengalami moderasi seiring dengan mendinginnya pasar tenaga kerja, tetapi mungkin masih terlalu tinggi untuk disukai BoE.
Data IHK di Rabu nanti bisa memperumit prospek kebijakan moneter. BoE memperkirakan inflasi akan kembali ke target dua persen tahun ini, namun memperingatkan bahwa inflasi dapat naik lagi di kuartal ketiga.
Pada Kamis, data Produk Domestik Bruto (PDB) akan mengilustrasikan bagaimana kenaikan suku bunga terus berdampak pada perekonomian, yang stagnan pada paruh kedua tahun lalu.
5. PDB Jepang
Jepang akan merilis data awal pertumbuhan ekonomi/PDB pada Kamis, dengan pertumbuhan yang diperkirakan telah pulih pada kuartal keempat setelah kontraksi pada kuartal ketiga karena inflasi mengurangi pengeluaran rumah tangga dan investasi perusahaan melambat.
Data ini akan diawasi dengan ketat karena pasar meningkatkan spekulasi dimana Bank of Japan akan mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya, yang telah diterapkan sejak 2016 lalu. BOJ telah meletakkan dasar untuk mengakhiri suku bunga negatif pada April.
Data PDB juga kemungkinan akan mengindikasikan ekonomi Jepang telah merosot ke posisi keempat terbesar di dunia, di belakang AS, Tiongkok, dan Jerman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News