Pulang kampungnya dana asing dari pasar keuangan domestik pada minggu ini utamanya berasal dari pasar Surat Berharga Negara (SBN) yang kehilangan sebanyak Rp10,42 triliun. Di pasar saham investor bule juga menarik modalnya dari Indonesia sebanyak Rp0,57 triliun.
Sementara di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), investor-investor asing juga minggat dari Tanah Air sebesar Rp2,62 triliun.
"Selama tahun 2024, berdasarkan data setelmen sampai dengan 7 Maret 2024, nonresiden jual neto Rp12,51 triliun di pasar SBN, beli neto Rp17,88 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp25,35 triliun di SRBI," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dikutip dari rilis Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah, Sabtu, 9 Maret 2024.
Adapun premi risiko atau Credit Default Swap (CDS) Indonesia lima tahun naik ke level 69,12 basis poin (bps) per 7 Maret 2024 dari 67,81 bps per 1 Maret 2024. CDS merupakan indikator untuk mengetahui risiko berinvestasi di SBN.
Semakin besar skor CDS, maka risiko berinvestasi di SBN juga semakin tinggi. Sebaliknya jika skor semakin kecil, maka risiko investasinya juga semakin rendah.
Baca juga: Pagi Ini, Rupiah 'Parkir' di Rp15.595/USD |
Rupiah menguat
Minggatnya aliran modal asing dari pasar keuangan domestik tersebut tak membuat nilai tukar rupiah menyerah terhadap dolar AS. Rupiah justru perkasa saat melawan mata uang Negeri Paman Sam tersebut.
Seperti diketahui, aliran modal asing di dalam negeri erat kaitannya dengan pergerakan nilai tukar. Sebab, salah satu faktor aliran modal asing adalah tingkat kepercayaan investor, yang juga menjadi salah satu faktor dalam pergerakan nilai tukar.
Mengutip data Bloomberg, Jumat, 8 Maret 2024, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.590 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 65 poin atau setara 0,41 persen dari posisi Rp15.655 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sementara itu, data Yahoo Finance juga menunjukkan rupiah berada di zona hijau pada posisi Rp15.600 per USD. Rupiah naik 49 poin atau setara 0,31 persen dari Rp15.649 per USD di penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Sedangkan berdasar pada data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah berada di level Rp15.603 per USD. Mata uang Garuda tersebut juga mengalami penguatan sebanyak 55 poin dari perdagangan di hari sebelumnya di level Rp15.658 per USD.
Terkait hal tersebut, Erwin menekankan Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
"Serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," tegas Erwin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News