Berdasarkan sektor ekonomi, perlambatan kegiatan investasi pada kuartal laporan terindikasi pada sebagian sektor. Terutama sektor Pertambangan dan Penggalian dengan SBT yang terkontraksi hingga 2,09 persen.
"Kemudian sektor Konstruksi dengan SBT terkontraksi 0,23 persen dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi dengan SBT minus 0,04 persen akibat masih terbatasnya pengerjaan proyek di awal tahun," ungkap hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) kuartal I-2022, dikutip Kamis, 14 April 2022.
Lebih lanjut, pada kuartal II-2022, responden memprakirakan investasi meningkat dengan SBT 13,35 persen. Peningkatan terjadi pada sektor Pertambangan dan Penggalian dengan SBT 6,36 persen, khususnya subsektor minyak.
"Hal tersebut dalam rangka mendorong produksi melalui eksplorasi atau lifting (sisi hulu), efektivitas sisi hilir, serta pengerjaan proyek yang sudah mulai berlangsung," papar BI.
Di lain hal, Bank Indonesia juga menyampaikan prakiraan rata-rata inflasi pada 2022 sebesar 2,85 persen (yoy) atau masih berada dalam rentang sasaran inflasi 2021 sebesar 3,0 plus minus 1 persen.
Berdasarkan sektor ekonomi, prakiraan tingkat inflasi paling tinggi ditunjukkan oleh responden di sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan yang sebesar 3,27 persen. Kemudian diikuti oleh sektor Konstruksi sebesar 3,20 persen.
Lalu ada sektor Industri Pengolahan serta sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran yang keduanya memiliki tingkat inflasi yang sama, yakni 2,90 persen.
"Sementara itu, prakiraan inflasi yang paling rendah ditunjukkan oleh responden di sektor jasa-jasa, yaitu secara rata-rata sebesar 2,62 persen," tutup survei BI tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News