Ilustrasi Bank Indonesia - - Foto: MI/ Rommy Pujianto
Ilustrasi Bank Indonesia - - Foto: MI/ Rommy Pujianto

BI: Ketidakpastian Global Menurun, Pasar Keuangan Masih Diwaspadai

Husen Miftahudin • 24 Februari 2021 18:14
Jakarta: Bank Indonesia (BI) menilai ketidakpastian global mulai mengalami penurunan menuju perbaikan. Hal ini didukung kebijakan stimulus fiskal Amerika Serikat (AS) yang mengucurkan sebanyak USD1,9 triliun untuk memitigasi dampak berlanjutnya pandemi covid-19.
 
"Ditambah lagi dengan kecepatan vaksinasi dari advanced economies (negara maju) yang jauh lebih baik dibandingkan di emerging market (negara berkembang), sehingga menimbulkan sentimen positif terutama di advanced economies," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Yoga Affandi dalam diskusi virtual terkait Harmonisasi Kebijakan Moneter dan Fiskal, Rabu, 24 Februari 2021.
 
Menurutnya, langkah vaksinasi menjadi kunci paling penting dalam mendorong kondisi ekonomi pulih kembali, termasuk di Indonesia. Sebab, pandemi menjadi momok yang paling berpengaruh terhadap anjloknya angka Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi permintaan.

Kondisi tersebut pun memengaruhi tingkat konsumsi dan investasi di dalam negeri. Namun kondisi ekonomi dalam negeri terbantu dengan trade channel ekspor impor yang bergerak di zona hijau dan selalu mencatatkan surplus perdagangan.
 
"Ini yang diharapkan akan menghela perekonomian. Jadi kalau kita lihat dari sisi dinamika domestik, memang ekspor impor ini kelihatannya akan menjadi titik balik untuk pulih dari perekonomian Indonesia. Tentu kita harus mengobati domestik demand-nya," tegas Yoga.
 
Lebih lanjut ia menjelaskan kondisi global yang mulai pulih di tengah berlanjutnya pandemi covid-19. Ekonomi negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Tiongkok, hingga India bahkan diproyeksi 'rebound'. Tiongkok misalnya yang pada tahun ini ekonominya diramal bisa tumbuh hingga 8,1 persen.
 
India pun sama, setelah mengalami penurunan yang tajam di 2020, negara Bollywood tersebut akan tumbuh 9,0 persen di tahun ini. Sedangkan AS bakal tumbuh positif 4,7 persen di 2021, didorong oleh stimulus dan kecepatan vaksinasi.
 
"Jadi secara global, pertumbuhan ekonomi dunia ini kita perkirakan akan mencapai 5,1 persen, lebih tinggi dari perkiraan kita sebelumnya. Ini terutama memang didukung oleh akselerasi vaksinasi terutama di negara maju yang ditunjukkan bagaimana percentage point of population itu lebih tinggi dibandingkan dengan emerging market," jelasnya.
 
Meskipun demikian, Yoga mengakui masih ada ketidakpastian yang harus diantisipasi bersama. Ketidakpastian utamanya berada di pasar keuangan yang masih berfluktuasi.
 
"Ketika dunia membaik, mungkin ini menimbulkan suatu kelegaan karena ketidakpastiannya menurun. Tetapi memang masih volatile, masih ada bahaya yang kita tentu sebagai otoritas moneter harus terus mewaspadai bagaimana pergerakan aliran dana dari portofolio," pungkas Yoga.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(Des)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan