Ilustrasi jenis aset kripto. Foto: AFP/Ina Fassbender.
Ilustrasi jenis aset kripto. Foto: AFP/Ina Fassbender.

Mumpung 'Murah', Investasi Bitcoin Yuk!

Husen Miftahudin • 18 Mei 2021 09:05
Jakarta: Aset kripto kini menjadi tren berinvestasi dalam meraup cuan maksimal di tengah penurunan harga saham. Pada saat ini misalnya, investasi di bitcoin cs menjadi momen yang tepat karena sejumlah aset kripto tengah mengalami diskon besar-besaran karena mengalami penurunan harga.
 
Per Senin, 17 Mei 2021, harga bitcoin berada di level Rp635 juta, atau turun 6,90 persen. Ethereum pun turun sebesar 10,31 persen menjadi Rp48,3 juta. Binance coin (BNB) dan dogecoin juga mengalami penurunan, masing-masing terkontraksi 7,11 persen ke level Rp7,6 juta dan negatif 8,94 persen ke Rp7.036.
 
CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, penurunan bitcoin merupakan hal yang biasa di dunia kripto. Kondisi ini justru menjadi peluang emas untuk membeli di harga murah dan mendapatkan profit dengan menjualnya pada saat harga tinggi.

"Penurunan ini adalah penurunan yang masih wajar dan akan kembali menguat pada saat ada momentum yang terlihat kembali untuk naik," ungkap Oscar dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 18 Mei 2021.
 
Menurutnya, penurunan harga-harga aset kripto ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia untuk membeli kripto di harga diskon. Dari sisi fundamental dan utilitas, setiap aset kripto juga memiliki keunggulan dan kelemahannya masing-masing.
 
"Faktanya, banyak orang yang memanfaatkan penurunan harga bitcoin untuk membeli. Mereka membeli bitcoin karena mumpung harga sedang murah. Setelah itu, mereka akan take profit saat harga naik atau kembali menembus level tertingginya," tutur dia.
 
Sama halnya dengan bitcoin, yearn.finance (YFI) yang harganya sudah menembus Rp1 miliar juga bisa dibeli dengan harga mulai dari Rp10 ribu di Indodax. Karena, aset kripto bisa ditransaksikan dengan pecahan desimal.
 
"Itu menariknya trading kripto karena transaksinya bisa dalam desimal tidak harus membeli satu koin. Sebab membeli berapapun, kenaikannya secara persentase, jadi tetap kenaikan modalnya secara persentase," jelas Oscar.
 
Namun di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan masyarakat untuk memahami risiko fluktuasi aset kripto. Sebab, perdagangan aset kripto tidak jelas underlying ekonominya.
 
Selain itu, OJK juga mengingatkan bahwa aset kripto merupakan komoditi yang memiliki fluktuasi nilai yang sewaktu-waktu dapat naik dan turun. Oleh karenanya, masyarakat harus paham dari awal potensi dan risikonya sebelum melakukan transaksi aset kripto.
 
"OJK tidak melakukan pengawasan dan pengaturan aset kripto, melainkan oleh Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi) Kementerian Perdagangan (Kemendag)," jelas OJK.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan