Merujuk data RTI, Jumat, 12 Juni 2020 saham BBKP dibuka di level Rp169 per saham dan terus bergerak menguat. Pada pukul 14.18 WIB saham BBKP berada di level Rp202 per saham atau naik 19,53 persen.
"Biasanya kalau mau diakuisisi harga saham naik kencang. Jadi sebenarnya saham BBKP prospek," kata Direktur PT Anugrah Mega Investama Hans Kwee kepada Medcom.id, Jumat, 12 Juni 2020.
Selain sentimen akuisisi, bisnis Bank Bukopin juga dinilai bagus, khususnya untuk penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Karena itu, minat atas saham perusahaan tersebut cukup banyak. Namun pandemi covid-19 tetap menjadi kerikil bagi pergerakan saham Bank Bukopin ke depannya.
"Dia (Bank Bukopin) juga kena isu negatif jadi banyak orang yang narik dana. Mungkin jadi ada gangguan sedikit di sana," ucapnya.
Hans menambahkan sentimen tersebut bakal tertutupi setelah Bank Bukopin mendapatkan komitmen modal dari Kookmin Bank dan Otoritas Jasa Keuangan. Ia meminta BRI menjadi pendamping teknis.
"Tapi sebenarnya tidak terlalu khawatir. Karena pertama kan ada BRI dan BNI, BNI yang kelihatan yang akan teknikal asistensi. Jadi tidak masalah di Bank Bukopin," sebutnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan mengatakan Bank Bukopin masih memiliki valuasi yang murah yakni Price to Book Value (PBV) 0,3 kali.
Saham BBKP juga ditaksir kembali menguat jika mengacu pada aksi right issue yang pernah dilakukan pada 2018 lalu dengan harga saham BBKP mencapai Rp570. Dikabarkan BBKP akan kembali right issue.
"Dalam waktu dekat perseroan akan merencanakan right issue. Harga right issue BBKP terakhir di 2018 sebesar Rp570. Jadi sederhananya harga saat ini masih terlalu murah," kata Alfred.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News