"Akselerasi pertumbuhan M2 disebabkan oleh peningkatan seluruh komponennya, baik uang beredar dalam arti sempit (M1), uang kuasi, maupun surat berharga selain saham," tulis siaran pers Bank Indonesia yang dikutip Medcom.id, Kamis, 30 April 2020.
M1 merupakan uang kartal yang dipegang masyarakat (uang tunai). Sementara M2 meliputi M1, uang kuasi (tabungan, simpanan berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam bentuk valas), dan surat berharga yang dimiliki korporasi.
Pertumbuhan uang beredar M1 mengalami peningkatan, dari 8,6 persen (yoy) pada Februari 2020 menjadi 15,4 persen (yoy) pada Maret 2020. Pertumbuhan ini disebabkan oleh pertumbuhan giro rupiah yang terkerek imbas peningkatan saldo giro rupiah, baik milik nasabah korporasi maupun perorangan.
Sementara itu, pertumbuhan uang kuasi pada Maret 2020 meningkat, dari 7,5 persen (yoy) pada Februari 2020 menjadi 10,8 persen (yoy) di Maret 2020 seiring dengan peningkatan tabungan dan giro valas. Uang kuasi memiliki pangsa terhadap M2 sebesar 74,0 persen dengan nilai sebanyak Rp4.763,6 triliun.
"Peningkatan juga terjadi pada pertumbuhan surat berharga selain saham, dari 34,7 persen (yoy) pada bulan sebelumnya menjadi 44,6 persen (yoy) pada Maret 2020. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan surat berharga yang dimiliki perusahaan korporasi finansial dalam rupiah," urai rilis tersebut.
Berdasarkan faktor yang memengaruhi, peningkatan M2 pada Maret 2020 disebabkan oleh peningkatan aktiva luar negeri bersih, ekspansi operasi keuangan pemerintah, dan realisasi kredit.
Pertumbuhan aktiva luar negeri bersih pada Maret 2020 sebesar 13,9 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada Februari 2020 sebesar 9,9 persen (yoy). Hal ini disebabkan oleh peningkatan tagihan sistem moneter kepada bukan penduduk sejalan dengan depresiasi nilai tukar rupiah.
"Pertumbuhan tagihan bersih kepada pemerintah usat meningkat, dari 11,9 persen (yoy) pada Februari 2020 menjadi 14,5 persen (yoy) pada Maret 2020. Selain itu, penyaluran kredit pada Maret 2020 meningkat sebesar 7,2 persen (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 5,5 persen (yoy)," tutup BI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News