PT Vale Indonesia Tbk mencatat laba bersih sebesar USD29 juta pada kuartal I-2020. Foto: AFP
PT Vale Indonesia Tbk mencatat laba bersih sebesar USD29 juta pada kuartal I-2020. Foto: AFP

Vale Cetak Laba di Kuartal I-2020

Annisa ayu artanti • 29 April 2020 12:01
Jakarta: PT Vale Indonesia Tbk mencatat laba bersih sebesar USD29 juta pada kuartal I-2020. .Capaian ini cukup signifikan mengingat pada periode yang sama tahun sebelumnya perusahaan merugi USD20,2 juta.
 
Namun, bila dibandingkan dengan kuartal IV-2019, capaian ini lebih rendah 49 persen. Pada periode tersebut perusahaan mampu mencetak laba sebesar USD57,2 juta.
 
"Meskipun harus fokus mengantisipasi kemungkinan dampak covid-19 pada operasi kami, kami masih dapat mencapai hasil yang baik pada triwulan ini," kata CEO dan Presiden Direktur Perusahaan Nico Kanter dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 29 April 2020.

Ia mengatakan adanya pandemi ini membuat potensi penurunan harga nikel terus berlanjut. Penyebaran virus covid-19 yang sangat cepat menurutnya telah menyebabkan perlambatan ekonomi dan memberi dampak negatif pada permintaan-pasokan di industri nikel.
 
Emiten dengan kode INCO pun telah melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi dan mengurangi dampak potensial dari penyebaran covid-19 terhadap operasional perusahaan.
 
"Grup juga bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk meratakan kurva pandemi di daerah sekitarnya," ucapnya.
 
Mengenai kinerja perusahaan, INCO mencatat, harga realisasi rata-rata nikel pada kuartal I-2020 sebesar USD10.428 per ton, atau 20 persen lebih rendah dibandingkan harga realisasi rata-rata pada triwulan IV-2019 yang sebesar USD12.991 per ton. Akibatnya, INCO hanya mencatat penjualan sebesar USD174,6 juta pada kuartal I-2020, atau 37 persen lebih rendah dibandingkan capaian penjualan pada kuartal IV-2019 yang sebesar USD275,5 juta.
 
Sementara untuk beban pokok pendapatan perusahaan dapat menekan beban tersebut sebesar 14 persen yakni dari USD180,1 juta pada kuartal IV-2019 menjadi USD154,2 juta pada kuartal I-2020.
 
Kemudian mengenai penggunaan High Sulphur Fuel Oil (HSFO) per ton nikel yang diproduksi pada kuartal I-2020, perusahaan mencatat penurunan sebesar 10 persen bila dibandingkan kuartal IV-2019 dan menurun sebesar 11 persen bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
 
Di sisi lain, untuk konsumsi diesel dan batubara pada kuartal I-2020 meningkat masing-masing sebesar sembilan persen dan dua persen dibandingkan kuartal IV-2019.
 
"Konsumsi diesel yang lebih tinggi terutama disebabkan oleh jarak angkut tambang yang lebih jauh," sebutnya.
 
Sementara itu dari sisi produksi, realisasi produksi pada kuartal I-2010 sebesar 17.614 metrik ton, lebih tinggi 35 persen dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar 13.080 metrik ton.
 
Namun, kata Nico, capaian produksi kuartal I-2020 tersebut lebih rendah 14 persen dibandingkan kuartal IV-2019 yang sebesar 20.494 metril ton. Penurunan produksi tersebut disebabkan oleh adanya aktivitas pemeliharaan yang telah terencana di pabrik pengolahan.
 
"Melihat pencapaian sejauh ini dan dengan asumsi tidak ada dampak besar dari covid-19 pada operasi kami, kami yakin dapat mempertahankan tingkat produksi kami pada tahun 2020," tukasnya.
 
Adapun kas dan setara kas perusahaan pada 31 Maret 2020 adalah USD292,8 juta, naik sebesar USD43,8 juta dari saldo pada 31 Desember 2019. Peningkatan kas ini disebabkan oleh pengeluaran kas yang lebih rendah pada belanja modal kuartal I-2020 yang hanya sebesar USD33 juta.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan