DBS Bank Indonesia. Foto: AFP.
DBS Bank Indonesia. Foto: AFP.

DBS Indonesia Optimistis Bisnis Consumer Banking Tumbuh Dua Digit

Antara • 23 Juli 2024 11:41
Jakarta: PT Bank DBS Indonesia optimistis bisnis consumer banking (layanan nasabah retail) dapat tumbuh dua digit di semester kedua tahun ini. Hal ini sejalan dengan outlook makro ekonomi yang menunjukkan sinyal positif pada periode tersebut.
 
baca juga: Bank DBS Indonesia: Masyarakat Harus Yakin Ambil Peluang Investasi dan Bisnis

"Kalau dilihat dengan indikasi-indikasi perekonomian, baik itu sinyal terkait inflasi ataupun suku bunga, justru saya rasa kita semua optimistis di semester kedua. Makanya kami percaya pertumbuhan kita akan double digit growth," kata Consumer Banking Director PT Bank DBS Indonesia Melfrida Gultom, dilansir Antara, Selasa, 23 Juli 2024.
 
Dia juga menyampaikan, DBS Indonesia meyakini bisnis wealth management atau manajemen kekayaan akan terus bertumbuh seiring dengan semakin bertambahnya masyarakat yang memiliki dana Rp500 juta ke atas.
 
Hal itu didukung oleh data dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menyebutkan bahwa jumlah tabungan dengan nominal di atas Rp5 miliar meningkat hingga 9,14 persen pada April 2024.

Melfrida pun menegaskan, DBS Indonesia berkomitmen untuk menyediakan solusi yang disesuaikan dengan semua segmen mulai dari segmen emerging affluent hingga affluent.
 
“Setiap segmen, kami benar-benar memperhatikan produknya apa, proposisinya apa, kemudian people-nya siapa yang akan handle, kemudian dari purpose-nya sendiri masing-masing,” ujar Melfrida.

Kebutuhan nasabah berbeda-beda

Head of Segmentation & Liabilities PT Bank DBS Indonesia Natalina Syahbana mengatakan setiap segmen nasabah di DBS juga memiliki kebutuhan dan engagement yang berbeda-beda.
 
Nasabah berusia muda, kata Natalina, cenderung lebih menyukai layanan yang serba digital sementara nasabah yang berusia lebih tua lebih memilih layanan konvensional seperti bertemu secara langsung dengan relationship manager-nya.
 
Natalina menyebutkan, nasabah digibank by DBS didominasi oleh kelompok muda yang berusia antara 20-30 tahun. Sementara nasabah Treasures rata-rata berasal dari kelompok usia 40 tahun ke atas dan Treasures Private Client (TPC) berasal dari kelompok usia di atas 50 tahun.
 
“Yang lebih muda itu mereka lebih fokusnya lebih ke kebutuhan finansial, seperti bagaimana menata keuangan. Tapi kalau untuk Treasures dan TPC, di samping kebutuhan finansial, mereka itu mintanya informasi tentang sektor riil karena biasanya kebanyakan Treasures dan TPC kami itu memang entrepreneur,” kata dia.
 
DBS Indonesia, melalui riset terbarunya, menemukan adanya perubahan kebutuhan terhadap wealth management. Sebelumnya, definisi wealth pada segmen affluent hanya mencakup finansial pribadi namun saat ini juga mencakup aspek finansial bisnis. Dengan demikian, mitra manajemen kekayaan dituntut untuk memiliki visi dan kapabilitas yang mendukung kedua aspek tersebut.
 
Untuk mendukung seluruh segmen, DBS Indonesia pun menghadirkan solusi yang dipersonalisasi sesuai profil masing-masing segmen agar nasabah salah satunya mencakup insight lokal dan regional.
 
Selain itu, tersedia pula solusi jaringan internasional Bank DBS, layanan perbankan bisnis dan investasi (consumer banking group dan institutional banking group), serta insight yang dipertajam oleh kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
 
DBS Indonesia pun senantiasa mendorong wealth penetration melalui peningkatan literasi finansial serta memperluas akses produk-produk investasi di dalam ekosistem “digibank by DBS” bersama mitra nonperbankan di sektor wealth technology. Kemitraan ini akan terus diperluas di 2025 untuk mengakselerasi pertumbuhan wealth di Bank DBS Indonesia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan