"Tingkat permodalan (CAR) juga tinggi yaitu 23,7 persen, tingkat likuiditas masih memadai dengan didukung Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh tinggi sebesar 12,12 persen (yoy) meskipun kredit masih terkontraksi negatif 0,47 persen (yoy)," ujar Wimboh di Denpasar, Bali, Senin, 21 Desember 2020.
Saat ini, lanjutnya, total kredit restrukturisasi covid-19 mencapai Rp934,8 triliun dari 7,5 juta debitur di perbankan. Sebanyak 5,8 juta debitur di antaranya merupakan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan total restrukturisasi sebesar Rp371,1 triliun.
"Kemudian restrukturisasi di perusahaan pembiayaan sebanyak Rp182,3 triliun dari 4,9 juta kontrak. Lalu Rp26,4 miliar di LKM (Lembaga Keuangan Mikro) termasuk Rp4,5 miliar di BWM (Bank Wakaf Mikro)," papar dia.
Di sisi lain, penempatan dana pemerintah di perbankan dengan total sebesar Rp64,5 triliun telah tersalurkan dalam bentuk kredit mencapai Rp198,8 triliun di Bank Himbara, Rp24,92 triliun di Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan Rp5,89 triliun di Bank Syariah.
Sementara itu, kinerja perbankan baik Bank Umum maupun BPR di Bali periode Oktober 2020 terpantau sehat dan kondusif. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat sebesar Rp110,21 triliun, tumbuh negatif 4,33 persen (yoy).
"Namun secara nominal, mengalami peningkatan setiap bulannya. Adapun penyaluran kredit kepada masyarakat tumbuh 0,99 persen (yoy) menjadi Rp93,01 triliun," ungkap Wimboh.
Wimboh menambahkan industri jasa keuangan khususnya di Provinsi Bali semakin kokoh. "Tumbuh dengan sehat dan berkontribusi optimal dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat," tutup dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News