Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Ekonomi Indonesia Semakin Kinclong, Rupiah Tambah Garang

Husen Miftahudin • 12 Juli 2023 18:30
Jakarta: Nilai tukar rupiah pada penutupan perdagangan hari ini kembali mengalami penguatan. Mata uang Garuda tersebut pun kembali ke level di Rp15 ribuan per USD.
 
Mengutip data Bloomberg, Rabu, 12 Juli 2023, nilai tukar rupiah terhadap USD ditutup di level Rp15.075 per USD. Mata uang Garuda tersebut naik sebanyak 78 poin atau setara 0,51 persen dari posisi Rp15.153 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.
 
Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah hari ini utamanya disebabkan oleh pemulihan ekonomi Indonesia yang semakin kuat. Terutama sejak diterpa pandemi covid-19 pada tiga tahun lalu.

"Optimisme proses pemulihan ekonomi yang kuat dan stabil, mendorong Indonesia kembali masuk di dalam kelompok upper-middle income country," ungkap Ibrahim dalam analisis hariannya.
 
Adapun, ekonomi Indonesia pada 2022 tumbuh 5,31 persen atau di atas target APBN yang dipatok sebesar 5,2 persen. Secara level, PDB riil 2022 Indonesia sudah tujuh persen di atas PDB sebelum terjadinya pandemi 2019. 
 
Capaian ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang mampu terus melakukan ekspansi secara robust dan konsisten, terutama di tengah dinamika perekonomian global yang sangat volatile pada periode tersebut, yang telah menyebabkan banyak negara kembali mengalami pelemahan ekonomi.
 
"Selain itu, pertumbuhan ekonomi nasional 2022 terjadi secara lebih merata. Seluruh sektor produksi dan seluruh wilayah di Indonesia telah mampu bangkit dan tumbuh positif kembali," paparnya.
 
Kemudian, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) telah menurun dari 6,49 persen menjadi 5,86 persen dibandingkan antara 2021 ke 2022. Rasio gini tetap, tingkat kemiskinan menurun dari 9,71 persen menjadi 9,57 persen, dan Indeks Pembangunan Manusia naik dari 72,29 menjadi 72,91. 
 
"Efektivitas kebijakan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi, serta berbagai transformasi struktural membawa ekonomi Indonesia bertahan di dalam pertumbuhan yang relatif tinggi sejak kuartal I-2021, tumbuh terus di atas lima persen," terang Ibrahim.
 
Baca juga: Rupiah Semakin Perkasa, Kini di Level Rp15.075

Dolar AS merosot ke level terendah


Di sisi lain, sambungnya, dolar AS merosot ke level terendah dua bulan terhadap mata uang utama pada menjelang pembacaan inflasi AS. Sementara poundsterling naik ke level tertinggi 15 bulan di tengah ekspektasi Bank of England (BoE) akan menaikkan suku bunga lebih jauh.
 
"Investor fokus pada data inflasi AS, dengan ekspektasi harga konsumen inti naik lima persen secara tahunan pada Juni dan angka tersebut memberikan kejelasan lebih lanjut tentang kemajuan Federal Reserve dalam perjuangannya melawan inflasi," urai Ibrahim.
 
Inflasi yang lengket secara luas diperkirakan akan menarik lebih banyak kenaikan suku bunga dari Fed, dengan bank sentral akan menaikkan suku bunga setidaknya 25 basis poin dalam pertemuan akhir Juli.
 
Komentar terbaru dari pejabat Fed menegaskan kembali sementara bank sentral hampir mencapai suku bunga puncaknya, suku bunga masih akan naik dalam waktu dekat. Suku bunga AS juga diperkirakan akan tetap lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
 
Sementara itu, China Securities Journal melaporkan bahwa Beijing kemungkinan akan meningkatkan pengeluaran stimulus untuk mendukung perekonomian. Laporan tersebut muncul setelah banyak pembacaan ekonomi yang lemah dari Tiongkok menunjuk pada pemulihan ekonomi pascacovid yang melambat, yang pada gilirannya telah merusak harga tembaga.
 
"Tetapi langkah-langkah stimulus lebih lanjut, terutama yang ditujukan untuk sektor properti, diperkirakan akan meningkatkan ekonomi Tiongkok, dan pada gilirannya permintaan tembaga," urainya.
 
Berdasarkan pertimbangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan besok depan akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami penguatan.
 
"Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.010 per USD hingga Rp15.130 per USD," tutup Ibrahim.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan