Dalam sebuah tweet, Trump berencana mengirim nama Christopher Waller dan Judy Shelton ke Senat sebagai gubernur di Federal Reserve. Tidak mengherankan Shelton sudah ditempatkan oleh Trump ke pos pemerintahan. Sebelumnya Trump sudah menunjukkan tanda-tanda tertarik kepada Shelton untuk menjabat jadi gubernur di Fed.
Sedangkan Waller merupakan kode dari Presiden AS Donald Trump. Namun, secara bersama-sama, mereka mewakili keyakinan Trump yang utama, yaitu the Fed perlu menjadi mitra yang lebih terlibat dalam mendorong ekspansi ekonomi AS yang lebih tinggi, dan harus melakukannya melalui suku bunga lebih rendah dan kebijakan yang lebih longgar.
"Bagi Presiden, ini adalah orang-orang yang akan mendukung posisinya. Presiden memiliki hak untuk menunjuk orang ke the Fed yang mendukung pandangannya tentang kebijakan moneter," ungkap Kepala Ekonom PNC Gus Faucher, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 6 Juli 2019.
Sementara itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell menekankan independensi bank sentral di tengah tekanan terus menerus dari Gedung Putih untuk memangkas suku bunga acuan. Tidak ditampik, Presiden AS Donald Trump terus menyerang the Fed karena terlalu mengetatkan kebijakan moneter dengan mematok suku bunga acuan di level tinggi.
Pernyataannya mencerminkan hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal di minggu lalu. Powell menekankan bahwa kebijakan moneter sedang ditinjau meski dia tidak secara terang-terangan mengatakan bahwa ada rencana penurunan suku bunga acuan. Adapun penurunan suku bunga didukung data perekonomian AS seperti data tenaga kerja.
"Sejak awal tahun, kami telah mengambil sikap sabar terhadap penilaian kebutuhan untuk setiap perubahan kebijakan. Kami sekarang menyatakan bahwa Komite akan memonitor secara dekat implikasi informasi yang masuk untuk prospek ekonomi dan akan bertindak sesuai arah guna mempertahankan ekspansi," katanya.
Dirinya menekankan faktor politik tidak akan menjadi pertimbangan bagi the Fed. "The Fed terisolasi dari tekanan politik jangka pendek. Kongres memilih untuk mengisolasi the Fed dengan cara ini karena telah melihat kerusakan yang sering muncul ketika kebijakan cenderung untuk kepentingan politik jangka pendek," tuturnya.
"(Padahal) bank-bank sentral di negara-negara demokrasi utama di dunia memiliki independensi yang sama," tambah Powell.
Lebih lanjut, dirinya membahas serangkaian kondisi yang berubah sejak the Fed melakukan pertemuan pada awal Mei dan mencatat bahwa tekanan perdagangan serta revisi lebih lanjut dalam prospek pertumbuhan global telah menyebabkan untuk memikirkan ulang suatu kebijakan.
"Apa yang terjadi adalah banyak hal telah berubah sejak 1 Mei, secara signifikan. Gambaran risiko global telah berubah," pungkas Powell.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News