Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Dolar AS Tumbang

Angga Bratadharma • 21 Agustus 2019 09:32
New York: Kurs dolar Amerika Serikat (USD) turun pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), karena imbal hasil surat utang Pemerintah Amerika Serikat (AS) jangka panjang mundur lagi, meningkatkan kekhawatiran tentang potensi perlambatan ekonomi.
 
Mengutip Xinhua, Rabu, 21 Agustus 2019, indeks USD, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 98,1849 pada akhir perdagangan. Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi USD1,1096 dari USD1,1081 pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi USD1,2165 dari USD1,2132 pada sesi sebelumnya.
 
Dolar Australia naik hingga USD0,6775 dibandingkan dengan USD0,6765. Dolar AS membeli 106,27 yen Jepang, lebih rendah dibandingkan dengan 106,62 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9782 franc Swiss dibandingkan dengan 0,9812 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3316 dolar Kanada dibandingkan dengan 1,3329 dolar Kanada.

Catatan imbal hasil surat utang Pemerintah AS yang bertenor panjang memperlihatkan imbal hasilnya mundur kembali pada Selasa waktu setempat (Rabu WIB), sedangkan benchmark imbal hasil surat utang Pemerintah tiga  bulan naik menjadi lebih dari 1,95 persen, mempersempit kesenjangan antara imbal hasil jangka panjang dan jangka pendek.
 
Sementara itu, saham-saham di Wall Street lebih rendah pada penutupan perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB). Kondisi itu terjadi karena investor mempertimbangkan laporan laba perusahaan dan kekhawatiran kemungkinan resesi ekonomi.
 
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 173,35 poin atau 0,66 persen, menjadi berakhir di 25.962,44 poin. Sementara itu, Indeks S&P 500 berkurang 23,14 poin atau 0,79 persen, menjadi ditutup di 2.900,51 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 54,25 poin atau 0,68 persen, menjadi 7.948,56 poin.
 
Home Depot melaporkan pendapatan kuartalan sebesar USD30,8 miliar atau naik 1,2 persen dari periode yang sama tahun lalu, dengan laba bersih per saham dilusian mencapai USD3,17. Sementara labanya melampaui ekspektasi, pendapatannya jauh dari perkiraan, menurut data Refinitiv.
 
Pekan lalu, imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun secara singkat turun di bawah imbal hasil surat utang pemerintah bertenor dua tahun. Inversi kurva imbal hasil sering dilihat sebagai sinyal bahwa resesi akan segera terjadi.
 
Pada akhir Juli, kekhawatiran tentang ketidakpastian ekonomi dan perdagangan global mendorong Federal Reserve untuk menurunkan suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008. Ekonom pemenang Nobel Robert Shiller mengatakan langkah bank sentral untuk memangkas suku bunga menunjukkan rasa waspada.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan