Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow (FOTO: AFP)
Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow (FOTO: AFP)

Kudlow: Tarif Baru Trump Tergantung Negosiasi Dagang

Angga Bratadharma • 10 Agustus 2019 15:04
New York: Penasihat Ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow menilai meski perselisihan perdagangan terjadi antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, namun Presiden Donald Trump tetap terbuka dan fleksibel terkait pengenaan tarif tambahan untuk Beijing. Dalam hal ini, Trump berharap bisa mencapai kata sepakat dengan Tiongkok terkait perdagangan.
 
"Kenyataannya adalah kami ingin bernegosiasi. Kami berencana untuk tim Tiongkok bisa datang ke sini pada September. Segala sesuatu dapat berubah sehubungan dengan tarif," kata Kudlow, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 10 Agustus 2019.
 
Kudlow adalah Direktur Dewan Ekonomi Nasional dan juga bertugas sebagai kepala penasihat untuk Trump. Dia berbicara setelah pasar saham merosot di tengah kekhawatiran perselisihan perdagangan dan mata uang telah mencapai tingkat baru ketika AS menuduh Tiongkok memanipulasi mata uangnya untuk mendapatkan keuntungan ekonomi yang tidak adil.

Trump telah mengeluarkan sejumlah pernyataan melalui serangkaian tweet yang agresif terhadap Tiongkok. Bahkan, Trump menyatakan akan mengenakan tarif untuk sisa impor Tiongkok sebesar USD300 miliar atau barang-barang yang belum dikenakan tarif. Pada konteks ini, AS terus menuntut agar mendapatkan kesepakatan yang lebih baik.
 
"Dalam tweet dan percakapannya dengan tim perdagangan, ia ingin melanjutkan negosiasi. Dia ingin membuat kesepakatan. Itu harus menjadi kesepakatan yang tepat untuk Amerika Serikat. Kami lebih suka transaksi komersial," kata Kudlow.
 
Kudlow menolak mengomentari laporan Wall Street Journal bahwa dia menentang tarif baru. "Ekonomi Amerika dalam kondisi sangat baik. Ini booming, tidak ada inflasi. Kami dalam kondisi luar biasa. Sayangnya, orang Tiongkok tidak," tegasnya.
 
Sebelumnya, Kementerian Perdagangan Tiongkok mengungkapkan perusahaan-perusahaan Tiongkok telah menghentikan pembelian produk-produk pertanian Amerika Serikat. Keputusan tersebut menjadi pukulan bagi para petani AS yang telah melihat ekspor mereka terpotong oleh perang dagang yang telah berlangsung lebih dari setahun.
 
Tiongkok juga dapat mengenakan tarif tambahan pada produk-produk pertanian AS, kata Kemendag AS, meningkatkan penghalang untuk perdagangan masa depan yang selanjutnya menargetkan negara-negara bagian pedesaan yang mendukung Presiden AS Donald Trump dalam pemilihan 2016.
 
Trump mengatakan pada Kamis 1 Agustus bahwa Beijing belum memenuhi janji untuk membeli sejumlah besar produk-produk pertanian AS dan bersumpah untuk mengenakan tarif baru sekitar USD300 miliar dari barang-barang Tiongkok, yang langsung meredupkan prospek kesepakatan perdagangan.
 
Tiongkok pada Senin, 5 Agustus juga membiarkan yuan melemah melewati level penting sebesar tujuh yuan per USD untuk pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade. Amerika Serikat merespons dengan menunjuk Tiongkok sebagai manipulator mata uang.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan