Mengutip Antara, Senin, 18 Maret 2019, mengacu pada hasil riset ini, para eksekutif bisnis di Asia Tenggara optimistis terhadap bisnis mereka dan membidik pertumbuhan sebesar enam hingga 10 persen di masing-masing sektor.
Inovasi layanan dan produk, eksplorasi jalur digital, investasi pemasaran dan periklanan melalui media sosial menjadi sejumlah faktor yang merefleksikan optimisme dan kesadaran akan pertumbuhan bisnis.
"Dunia memandang Asia Tenggara sebagai destinasi investasi, sumber dari pertumbuhan di masa depan, dan inspirasi untuk wujudkan inovasi. Di saat bersamaan, korporasi dan pemerintah di kawasan ini menghadapi tantangan transformasi dalam rangka memanfaatkan momentum dari peluang pertumbuhan ini," ujar Country Manager Euromonitor International Geana Barbosa.
"Meskipun kesenjangan kemampuan tak terhindarkan, teknologi menjadikan sektor korporasi optimistis raih pertumbuhan," tambahnya.
Transformasi digital merupakan salah satu variabel terdepan untuk raih pertumbuhan di 2019. Pertumbuhan akses internet masyarakat di Asia Tenggara akan naik drastis, dari hanya 18,3 persen pada 2014 menjadi 60,8 persen pada 2024.
Diprediksi Indonesia dan Thailand masing-masing menempati peringkat tiga dan empat, di belakang Tiongkok dan Korea Selatan.
"Untuk merealisasikan transformasi digital tentunya tidak murah, membutuhkan perubahan organisasi serta penyelarasan ulang prioritas bisnis dan peningkatan kapasitas SDM," tutur Kepala riset paspor Euromonitor International Yvonne Kok.
Meskipun demikian, peluang bisnis dari transformasi digital akan menjadi katalis transformasi perilaku di pasar Asia Tenggara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News