Perkiraan tersebut disampaikan Kepala Ekonomis IMF Maurice Obstfeld dalam konferensi pers yang disiarkan langsung melalui laman IMF dari Washington DC, Amerika Serikat, Selasa, pukul 09.00 waktu setempat.
"Secara garis besar, pertumbuhan ekonomi dunia masih berjalan lambat," kata Obstfeld, sebagaimana dikutip dari Antara, Rabu (5/10/2016).
Meskipun diperkirakan membaik pada 2017, IMF memperingatkan bahwa perlambatan ekonomi, khususnya di negara maju akan memicu proteksionisme terhadap perdagangan dan migrasi ke negara-negara tersebut.
Menurut IMF, proteksi semacam itu akan menghambat produktivitas, pertumbuhan, dan inovasi. Oleh karena itu IMF mendorong peningkatan integrasi perdagangan antarnegara.
"Proteksionisme hanya akan memperdalam dan memperlama stagnasi ekonomi dunia saat ini," tambah Obstfeld.
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat, IMF merekomendasikan agar Bank Sentral dia negara-negara maju untuk mempermudah kebijakan
moneter mereka.
Meskipun, hal itu tidak akan memberikan dampak secara langsung terhadap kelesuan ekonomi yang disebabkan perlambatan produktivitas dan peningkatan jumlah penduduk usia tua.
Di sisi lain, IMF mendorong negara-negara berkembang untuk terus melakukan reformasi struktural untuk meningkatkan penyerapan tenaga kerja, kesesuaian spesialisasi pekerjaan dan mengurangi hambatan perdagangan.
IMF juga menyampaikan kelesuan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan dimulainya Brexit di Inggris akan menjadi faktor yang mempengaruhi perlambatan ekonomi global. IMF akan menyelenggarakan konferensi pers tentang perkiraan ekonomi untuk negara-negara wilayah Asia-Pasifik, termasuk Indonesia, pada Kamis (6/10).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News