Pejabat Tiongkok dikabarkan ragu untuk menggelar kesepakatan perdagangan yang lebih luas dengan AS, demikian laporan Blomberg News.
Wakil Perdana Menteri Liu He, yang akan memimpin negosiasi untuk Tiongkok, menegaskan penolakan terhadap tuntutan utama AS terkait reformasi kebijakan industri.
"Ini adalah salah satu di antara tuntutan utama administrasi Trump dalam pembicaraan perdagangan," ujarnya kepada Bloomberg, seperti dilansir CNBC International, Senin, 7 Oktober 2019.
Di sisi lain, ketegangan dipastikan meningkat setelah wacana pembatasan investasi AS di Negeri Tirai Bambu, termasuk kemungkinan memblokir semua investasi keuangan AS di perusahaan-perusahaan Tiongkok. Meskipun kabar tersebut sempat dibantah oleh pejabat AS, memo pertimbangan kebijakan ini beredar di Gedung Putih.
Tiongkok-AS sebelumnya mengadakan perundingan perdagangan tingkat menteri di Washington dan melakukan diskusi konstruktif tentang masalah ekonomi dan perdagangan yang menjadi perhatian bersama, demikian dikatakan Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok Wang Shouwen, yang juga wakil dari Perwakilan Perdagangan Internasional Tiongkok saat konferensi pers.
Di sisi lain, Chairman dan CEO UPS David Abney mengatakan konsumen Amerika Serikat (AS) masih bertahan meski ada tanda-tanda peringatan di bidang ekonomi dan dampak buruk dari perang dagang antara AS dan Tiongkok. Tetap ada harapan agar sejumlah persoalan ekonomi bisa segera ditekan demi kepentingan bersama.
"Ini masih didorong oleh konsumen, dan kami melihat bahwa itu masih bertahan. Ini mungkin tidak sekuat peningkatan tahun lalu, tetapi kami masih merasa (konsumen AS) cukup baik dari apa yang kami lihat," kata Abney.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News