Mengutip CNBC, Sabtu, 9 Juni 2018, pada KTT yang berlangsung selama dua hari tersebut dijadwalkan pertemuan antara Trump dengan rekan-rekannya seperti dari Kanada, Jepang, Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia. Negara-negara tersebut tidak ditampik keberatan dengan keputusan tarif Trump.
Mengingat minggu lalu AS telah mengumumkan memberlakukan tarif 25 persen untuk impor baja dan 10 persen pada alumunium dari negara-negara yang menghadiri KTT G7, diperkirakan pertemuan tersebut tidak terlalu menyenangkan. Apalagi, sejumlah negara menyuarakan aksi pembalasan atas pengenaan tarif dari AS.
Ahli Strategi Deutsche Bank Craig Nicol mengatakan dalam sebuah catatan bahwa semua mata akan tertuju pada pertemuan G7 di Jumat dan Sabtu di Quebec. Salah satu yang menjadi perhatian adalah apakah pertemuan G7 menjadi alat pemersatu atau tidak.
Negara-negara yang terkena dampak tarif Trump sudah merespons. Uni Eropa mengatakan akan membalas dan sudah mengindikasikan pada Maret barang apa saja yang akan dikenakan tarif tinggi. Barang tersebut mulai dari cranberry, jus jeruk, Bourbon, hingga sepeda motor. Bahkan, pengenaan tarif bisa berlaku pada 1 Juli.
Sementara itu, Meksiko mengumumkan pada Rabu waktu setempat bahwa mereka akan memberlakukan tarif 20 persen atas impor daging babi AS. Kemudian Kanada mencari cara untuk mengoordinasikan tanggapannya terhadap tarif dengan Uni Eropa.
Tidak hanya itu, Tiongkok pada akhir pekan lalu menyatakan bahwa pihaknya akan menghentikan setiap kesepakatan yang ada untuk mengurangi ketegangan perdagangan jika kenaikan tarif Trump terus mengancam pada barang-barang Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News