Berbicara kepada stasiun radio Prancis RTL, Lagarde mengatakan, dampak makroekonomi akan serius dan tidak hanya ketika Amerika Serikat mengambil tindakan. Pasalnya, beberapa mitra dagang yang terkena dampaknya secara khusus seperti Kanada, Eropa, dan Jerman bisa melakukan pembalasan atas langkah AS.
Lagarde berharap Presiden AS Donald Trump tidak menerapkan ancamannya untuk mengenakan tarif impor tersebut. "Dalam perang dagang yang disebut, yang didorong oleh kenaikan tarif impor secara timbal balik, tidak ada yang menang dan umumnya menemukan kerugian di kedua belah pihak," kata Lagarde, seperti dikutip dari CNBC, Kamis, 8 Maret 2018.
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengutuk defisit perdagangan AS dengan negara lain dan mengusulkan rencana untuk memberlakukan tarif impor yang lumayan tinggi pada impor baja dan aluminium. Hal itu mendorong respons global yang kuat dari mitra dagang Washington DC, serta kritik dari World Trade Organization (WTO).
Sejak menegaskan kembali rencananya untuk mengenakan tarif impor baja dan alumunium, Trump memperingatkan Uni Eropa akan segera menghadapi pajak besar karena gagal memperlakukan AS dengan benar saat melakukan perdagangan. Dia kemudian menegaskan bahwa perang dagang menjadi baik.
Meski demikian, Lagarde mengakui, Presiden AS Donald Trump mungkin memiliki kasus dalam situasi perdagangan ekonomi terbesar di dunia. Tentu diharapkan langkah pengenaan tarif impor tidak diberlakukan oleh AS karena bisa memberi efek buruk.
"Ada beberapa negara di dunia yang tidak selalu menghormati kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia, dan yang memberlakukan transfer teknologi. Tiongkok adalah contoh kasusnya, tapi ini bukan satu-satunya negara dengan praktik semacam itu," kata Lagarde.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id