"Dalam waktu dekat, satu atau dua tahun berikutnya, saya berpikir bahwa ekonomi akan melambat tapi mungkin tidak lebih lambat seperti yang diharapkan oleh konsensus. Hal ini sebagiannya karena didukung oleh kondisi keuangan yang longgar," kata Saunders, seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (21/9/2016).
Komentar Saunders ini menambah bukti bahwa pembuat kebijakan memperlakukan data secara hati-hati untuk dijadikan dasar dalam mengambil keputusan sejak Inggris memutuskan keluar dari Uni Eropa. Setelah suara memutuskan untuk keluar, alat ukur sentimen bisnis mengalami rebound pada Agustus dan data resmi telah mengejutkan para ekonom.
Menurut Saunders kenaikan tingkat pengangguran tetap berada pada level terendah dalam kurun waktu 11 tahun sejak pengambilan suara untuk keluar dari Uni Eropa. "Kenaikan tingkat pengangguran -yang tetap pada level terendah- akan menjadi argumen untuk (mendorong tingkat pengangguran) ke tingkat yang lebih rendah," kata Saunders.
Para pejabat mengatakan dalam risalah pertemuan mereka bulan ini bahwa data jangka pendek telah kuat dibandingkan dengan beberapa langkah antisipasi. Dalam hal ini, mereka tidak bisa menarik sebuah kesimpulan untuk perkiraan jangka panjang dan menunjukkan penurunan suku bunga masih bisa terjadi di tahun ini.
"Perekonomian masih memiliki beberapa kebijakan pelonggaran di pasar tenaga kerja. Anda bisa melihat bahwa pertumbuhan gaji terjadi dengan baik dan tenang. Jika di sisi lain kami melihat ada sinyal pertumbuhan gaji meningkat signifikan maka buat saya itu menjadi alasan untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi lagi," tutur Saunders.
Sebelumnya, sebagai sekretaris Brexit, David Davis menyatakan bahwa Inggris bisa lincah dalam membangun kesepakatan perdagangan bebas yang segar dengan Uni Eropa. Namun, anggota parlemen dan bankir memperingatkan Perdana Menteri Theresa May bahwa membangun hubungan yang baru hampir pasti akan memakan waktu lebih lama.
Kegagalan untuk menyegel kesepakatan baru sebelum Brexit menjadi ancaman dan membahayakan ekonomi Inggris, di mana potensi manufaktur akan tetekan oleh biaya dan akses layanan penyedia kalah ke Uni Eropa. Tentu hal semacam ini perlu menjadi perhatian tersendiri agar tidak menggoyahkan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id