"Presiden (AS Donald Trump) benar. Dia bisa melakukan kesepakatan kapan saja (dengan Tiongkok). Tapi dia hanya ingin melakukan banyak hal. Dan izinkan saya hanya mengingatkan Anda, diskusi ini (bahas perdagangan dengan Tiongkok) telah berlangsung selama dua setengah tahun," kata Mnuchin, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 14 September 2019.
"Dan Presiden Trump hanya akan menyetujui kesepakatan jika itu adalah kesepakatan yang bagus. Kesepakatan yang baik untuk perusahaan AS dan pekerja AS," tambah Mnuchin.
Meski musyawarah antara dua ekonomi terbesar dunia telah berubah-ubah dalam beberapa bulan terakhir, namun Trump mengumumkan akan menunda kenaikan tarif berikutnya kepada Tiongkok dalam isyarat niat baik. Tentu ada harapan agar kesepakatan dagang benar-benar bisa tercapai demi kepentingan bersama yang lebih besar.
"Presiden menunda itu karena permintaan dari wakil perdana menteri. Kami menaikkan tarif pada 1 Oktober, yang merupakan peringatan ke-70 mereka, menyebabkan mereka sangat mengkhawatirkan simbolisme," klaim Mnuchin.
Lebih lanjut, ia menegaskan, Trump memiliki semua opsi yang tersedia termasuk menaikkan pajak impor dari Tiongkok terkait perang dagang yang sedang terjadi. "Presiden adalah negosiator. Dan dia siap untuk mempertahankan tarif ini. Dia siap untuk menaikkan tarif jika kita perlu menaikkan tarif," kata Mnuchin.
"Sekarang terkait dengan pertanian, kami berharap dan kami ingin mereka membeli produk pertanian. Kami melihat itu sebagai serangan pribadi terhadap petani kami. Mereka membutuhkan pertanian kita. Ini bukan hanya menjual kedelai, tapi kami ingin menjual kedelai," ucap Mnuchin.
Di sisi lain, Tiongkok mengumumkan batch pertama pembebasan tarif untuk 16 jenis produk Amerika Serikat. Pengecualian ini berlaku beberapa hari sebelum pertemuan yang direncanakan antara negosiator perdagangan dari kedua negara guna mencoba dan menurunkan eskalasi deretan perang tarif mereka.
"Pengecualian akan berlaku untuk barang AS termasuk beberapa obat anti kanker dan pelumas, serta bahan pakan ternak whey dan tepung ikan," kata Kementerian Keuangan Tiongkok dalam sebuah pernyataan di situsnya.
Beijing mengatakan pada Mei bahwa mereka akan memulai program pengabaian, di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kerugian akibat perang perdagangan yang berkepanjangan pada ekonominya yang sudah melambat. Beberapa analis melihat langkah itu sebagai sikap bersahabat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News