Saat ini, Pemerintah Yunani berusaha untuk memadamkan kekhawatiran akan default utang setelah disibukkan dengan pendapat yang bertentangan mengenai masalah ini dalam beberapa hari terakhir.
Reuters melansir, Sabtu (4/42015), Yunani kehabisan uang tunai di mana zona euro serta pemberi pinjaman Dana Moneter Internasional telah membekukan bantuan bailout sampai pemerintah baru sayap kiri mencapai kesepakatan pada paket reformasi kebijakan ekonomi.
Masalah tersebut mendorong menteri dalam negeri untuk menunjukkan bahwa Athena akan memprioritaskan pemberian upah dan pensiun sekitar 450 juta euro atau setara USD490 juta kepada IMF. Kementerian Keuangan Yunani pun menyanggah komentar pejabat zona euro jika Yunani akan kehabisan uang pada 9 April.
"Kami berusaha untuk dapat membayar kewajiban kami tepat waktu. Kami siap untuk membayarnya pada 9 April," tegas Dimitris Mardas kepada Skai TV.
Namun demikian, suratkabar Jerman, Der Spiegel, mengutip Sekretaris Jenderal Kementerian Keuangan Yunani, Nikos Theocharakis, mengatakan Yunani mungkin tidak akan membayar pinjaman IMF pada pekan depan.
Laman online Spiegel Jerman mengutip Menteri Keuangan Belgia Johan Van Overtveldt, mengatakan bahwa Yunani menunda pembayaran jatuh tempo pada 9 April. Dia mengatakan Eurogroup tidak akan mengeluarkan dana lebih lanjut untuk Yunani sampai Athena menerapkan beberapa reformasi yang telah dijanjikan.
Sekadar informasi, Athena belum menerima dana talangan sejak Agustus tahun lalu dan telah terpaksa untuk mengambil langkah-langkah seperti meminjam dari entitas negara melalui transaksi repo untuk menghindari krisis uang tunai.
Pemerintah berharap persetujuan paket reformasi terbaru akan membuka sisa bantuan bailout Uni Eropa/IMF sebesar 7,2 miliar euro. Serta mengembalikan keuntungan sekitar 1,9 miliar euro kepada Bank Sentral Eropa dari obligasi Yunani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News