"Jika kita akan melakukan kesepakatan, mari kita selesaikan. Banyak orang membicarakannya, saya melihat banyak analis mengatakan kesepakatan sementara. Artinya kita akan mengerjakannya, yang mudah dulu," kata Trump, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 14 September 2019.
"Tetapi tidak ada yang mudah atau sulit. Ada kesepakatan atau tidak ada kesepakatan. Tapi itu sesuatu yang akan kita pertimbangkan, kurasa (mencapai kesepakatan dagang sementara dengan Tiongkok)," tambah Trump.
Pernyataan Trump tersebut justru menambah kebingungan karena kabar yang beredar ialah Gedung Putih sama sekali tidak mempertimbangkan kesepakatan terbatas seperti yang diungkapkan Trump. Kondisi itu membuat pasar saham AS yang awalnya terangkat karena ada kabar dari Trump, akhirnya kembali tertekan.
Diminta untuk mengklarifikasi apakah pernyataan Trump telah berubah dari hari sebelumnya, Juru Bicara Gedung Putih Judd Deere menekankan bahwa AS akan lebih memilih perjanjian yang lengkap dengan Tiongkok. Tidak ditampik, ada harapan agar kesepaktan dagang bisa segera tercapai di antara kedua negara demi kepentingan bersama.
Sementara itu, para negosiator perdagangan dari dua ekonomi terbesar dunia berencana untuk bertemu minggu depan ketika mereka melanjutkan upaya guna menyelamatkan pakta perdagangan dan mengakhiri konflik yang kian meluas. Adapun perang perdagangan AS-Tiongkok telah menimbulkan kekhawatiran tentang kerugian bagi konsumen AS.
Bahkan, perang dagang yang berlarut-larut hingga sekarang ini memicu kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi global. Jika ini tidak ada penyelesaian yang berarti bukan tidak mungkin efek negatifnya bisa lebih dalam dan meluas ke negara-negara lain di dunia.
Sebelumnya, Trump memutuskan untuk menunda penaikan tarif pada barang-barang Tiongkok senilai USD250 miliar sampai 15 Oktober, bukannya 1 Oktober. Ia menyebutnya sebagai isyarat niat baik karena adanya fakta bahwa Republik Rakyat Tiongkok akan merayakan HUT ke-70 mereka.
Sementara itu, Trump telah mengecilkan pengaruh perang dagang terhadap konsumen Amerika dan ekonomi AS. Presiden mengaku baik-baik saja untuk membiarkan pengenaan tarif tinggi tetap diberlakukan, dengan alasan Tiongkok telah menerima pukulan yang lebih besar dari bea masuk daripada AS.
Namun, Trump ingin mencapai kesepakatan dengan Beijing dan memaksa Tiongkok untuk mengubah praktik perdagangannya. Hal itu karena Trump ingin menunjukkan bahwa ia telah menindaklanjuti janji kampanye utamanya menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres) AS pada 2020.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News