Markas PBOC, di Beijing, Tiongkok (FOTO:AFP)
Markas PBOC, di Beijing, Tiongkok (FOTO:AFP)

Respons Tiongkok Usai Dituduh AS Memanipulasi Mata Uang

Angga Bratadharma • 10 Agustus 2019 20:02
Beijing: Bank sentral Tiongkok atau People's Bank of China (PBOC) dengan tegas membantah tuduhan Departemen Keuangan Amerika Serikat (AS) bahwa Beijing memanipulasi mata uang. PBOC menegaskan tuduhan itu telah secara serius merusak tatanan keuangan internasional dan memicu gejolak pasar keuangan lebih lanjut.
 
Mengutip CNBC, Sabtu, 10 Agustus 2019, tanggapan dari People's Bank of China datang pada saat ketegangan perdagangan meningkat dengan cepat antara dua ekonomi terbesar di dunia ini. Sebelumnya, Departemen Keuangan AS menuduh Beijing sengaja melemahkan nilai tukar antara yuan dan dolar AS untuk mengambil keuntungan dalam perdagangan internasional.
 
Langkah ini sejalan dengan pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Tiongkok sebagai manipulator mata uang untuk pertama kalinya sejak 1994. Pernyataan tersebut sejalan dengan penurunan tajam atas yuan terhadap dolar. Adapun mata uang Tiongkok menembus level USD7 untuk pertama kalinya sejak 2008.

Penurunan nilai mata uang tersebut membuat produk yang dimiliki Tiongkok lebih murah di pasar internasional. "AS mengabaikan fakta-fakta dan secara tidak wajar membubuhkan Tiongkok dengan label manipulator mata uang. Itu perilaku yang merugikan orang lain dan diri sendiri. Pihak Tiongkok dengan tegas menentang ini," kata PBOC.
 
Tidak hanya akan secara serius merusak tatanan keuangan internasional, PBOC menambahkan, tetapi juga memicu gejolak pasar keuangan. "Ini juga akan sangat menghambat perdagangan internasional dan pemulihan ekonomi global, serta pada akhirnya akan menderita karenanya," tambah pernyataan PBOC.
 
Sebelumnya, bank sentral Tiongkok menegaskan kembali keyakinannya atas kemampuan menjaga nilai tukar yuan tetap stabil. People's Bank of China (PBOC) mengaitkan pelemahan mata uang di atas 7,0 yuan per USD pada Senin dengan faktor-faktor termasuk tindakan sepihak dan proteksionisme, serta ekspektasi tarif tambahan untuk barang-barang Tiongkok.
 
Meskipun melemah baru-baru ini, yuan telah menguat 20 persen terhadap dolar AS selama dua dekade terakhir, yang terkuat di antara mata uang utama di dunia, PBOC mengatakan dalam sebuah pernyataan. Yuan pada dasarnya tetap stabil dan kuat terhadap sekeranjang mata uang.
 
Kondisi itu dengan indeks komposit nilai tukar yuan, Sistem Perdagangan Valuta Asing Tiongkok, naik 0,3 persen sejak awal tahun. Meskipun tingkat paritas tengah yuan telah melemah sekitar 0,53 persen terhadap dolar AS tahun ini pada Jumat, 2 Agustus, penyusutannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan won Korea, peso Argentina, dan lira Turki.
 
"PBOC memiliki pengalaman, kepercayaan dan kemampuan yang diperlukan untuk menjaga nilai tukar yuan pada dasarnya stabil pada tingkat yang wajar dan seimbang," kata pernyataan itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan