Mengutip CNBC, Sabtu, 22 Juni 2019, Ross mengatakan penegakan hukum akan menjadi elemen paling penting dari setiap kesepakatan potensial antara dua ekonomi terbesar dunia. Dalam konteks ini, AS tetap berharap Tiongkok mematuhi apa yang diinginkan guna mencapai kesepakatan dan demi kepentingan bersama.
"Kami pada akhirnya akan membuat kesepakatan. Tetapi jika tidak, Presiden sangat senang dengan melanjutkan pergerakan tarif yang telah kami umumkan, serta memaksakan yang baru yang telah ia tangguhkan sementara," kata Ross.
Komentarnya secara langsung menggemakan pendapat Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin pekan lalu yang menunjukkan bahwa Pemerintah AS bersatu pada rencana terkait kesepakatan dagang dengan Tiongkok. Adapun Trump secara tak terduga menuduh Tiongkok telah mengingkari kesepakatan pada awal bulan lalu.
Ia mengumumkan bahwa tarif barang-barang Tiongkok senilai USD200 miliar akan meningkat menjadi 25 persen dari 10 persen pada 10 Mei. Sedangkan Beijing membalas dengan menaikkan pungutan atas produk-produk AS senilai USD60 miliar. Kondisi ini yang akhirnya kembali meningkatkan ketegangan perdagangan.
Merilis buku putih yang sangat dinanti-nantikan pada awal Juni, Tiongkok mengatakan masalah perdagangan global dimulai oleh Amerika Serikat dan mengklaim Washington tidak dapat diandalkan selama pembicaraan. Ross mengecilkan prospek kesepakatan yang dicapai pada pertemuan G20 di Osaka pada 28-29 Juni, di mana Trump dan Xi Jinping diharapkan bertemu.
Ross menambahkan G20 bukan tempat yang tepat untuk membahas mengenai kesepakatan dagang. "G20 bukan tempat di mana Anda akan menegosiasikan perjanjian 2.500 halaman," kata Ross seraya menambahkan bahwa tetap ada peluang kesepakatan di jalur depan antara AS dan Tiongkok.
Lebih lanjut, Ross mengindikasikan bahwa Washington siap untuk menerapkan tarif impor mobil guna menekan para pembuat mobil asing agar berproduksi di tanah AS. "Pasar AS adalah pasar mobil paling sehat di dunia saat ini. Pasar Tiongkok telah runtuh, dan pasar Eropa juga tersandung," klaim Ross.
"Di pasar Amerika, mobil-mobil besar adalah yang paling laku di Amerika Serikat, dan itu adalah mobil dengan margin laba tertinggi, jadi ada logika besar. Terlepas dari tindakan apa yang kita ambil dalam perdagangan, untuk investasi modal yang lebih besar oleh pembuat asing di AS. Kami hanya mempercepat itu dengan tarif potensial," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News