Bank AS tersebut mengatakan dalam sebuah catatan yang dirilis dengan judul "Kejutan Makro yang Masuk Akal untuk Ditonton pada 2019" bahwa pernyataan positif baru-baru ini oleh kedua belah pihak di sekitar perselisihan bisa berarti ada upaya mencegah kenaikan tarif meskipun hasil yang lebih baik tidak keluar dari pertanyaan.
"Terobosan penting AS-Tiongkok dalam pembicaraan perdagangan atau penangguhan tarif dan nada yang lebih damai dari yang diharapkan akan menjadi kejutan makro yang masuk akal," kata Citi, seperti dilansir dari CNBC, Senin, 28 Januari 2019.
Adapun alasan-alasan yang mendorong kedua belah pihak mencapai kesepakatan yang baik adalah data perdagangan Tiongkok yang memburuk dan tekanan domestik terhadap Presiden AS Donald Trump, termasuk kepekaannya atas kinerja saham-saham AS.
"Satu faktor lainnya adalah AS mungkin bergeser ke strategi menargetkan apa yang dilihatnya sebagai ancaman atas dominannya teknologi Tiongkok melalui taktik seperti pembatasan investasi dan manuver hukum dibandingkan dengan pengenaan tarif," kata Citi.
Berita positif baru-baru ini di bidang perdagangan telah mencakup AS dan Tiongkok yang menyetujui gencatan senjata 90 hari dari awal Desember, sementara negosiasi yang berlangsung awal bulan ini akan diikuti oleh putaran lain segera. Ada harapan agar kesepakatan dagang di antara kedua negara bisa segera terjadi.
Sebelumnya, Trump mengatakan kepada wartawan bahwa ada kemajuan menuju kesepakatan. Sedangkan Tiongkok melaporkan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahunannya yang paling lambat sejak 1990 dengan ekspansi hanya mencapai 6,6 persen pada 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id