"Saya pikir ada masalah dengan pemotongan suku bunga (oleh the Fed) karena menunjukkan rasa waspada," kata Shiller, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 24 Agustus 2019.
Adapun kekhawatiran tentang ketidakpastian ekonomi global membantu memacu Federal Reserve bulan lalu memangkas suku bunga acuan untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan 2008. Setelah memangkas suku bunga acuan 25 basis poin, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan perkembangan global dan tekanan inflasi berkontribusi terhadap keputusan the Fed.
Shiller mengatakan langkah the Fed yang memangkas suku bunga acuan lebih cenderung berdampak terhadap psikologis pelaku pasar. Di sisi lain, banyak tekanan yang ditujukan kepada Federal Reserve yang meminta adanya langkah pemangkasan suku bunga guna menstimulus perekonomian AS.
"Yang penting adalah narasi yang mereka mulai. Jadi ketika (investor) melihat penurunan suku bunga untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, 25 basis poin tidak terlalu berarti. Lebih dari itu mereka meluncurkan rezim baru dan mereka khawatir tentang resesi," kata Shiller yang juga Profesor Ekonomi Manajemen Sekolah Yale.
Setelah bank sentral AS memangkas suku bunga pada akhir Juli, pasar keuangan mengalami gejolak pada Agustus dengan kurva imbal hasil berbalik dan saham jatuh. Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan terbesar tahun ini, turun 800 poin. Untungnya sejak itu pasar saham kembali menguat di minggu ini.
Shiller menilai para pembuat kebijakan the Fed mengambil kebijakan dengan masuk akal dan ada sedikit perilaku keuangan dalam pemikiran mereka. "Mereka harus menyadari bahwa publik melihat berita dan bereaksi terhadap hal itu lebih dari mereka bereaksi terhadap perubahan 25 basis poin dalam suku bunga acuan," tukasnya.
Sementara itu, Ekonom Mohamed El-Erian mengatakan Federal Reserve tidak punya pilihan selain memangkas suku bunga lagi pada pertemuan kebijakan September. El-Erian, yang juga Kepala Penasihat Ekonomi Allianz melihat jika Fed tidak memangkas suku bunga acuan maka berisiko mengganggu pasar saham secara terus menerus.
"Pasar akan mendorong the Fed untuk melakukan (pemangkasan suku bunga acuan sebanyak) 50 basis poin. Ada yang mengatakan, 'Mengapa tidak melakukan pemotongan darurat?' Bankir bank sentral disandera oleh pasar," ungkap El-Erian.
Adapun indeks Dow Jones Industrial Average sempat ditutup turun 800 poin. Itu adalah kinerja terburuk di 2019. Sedangkan selisih antara imbal hasil surat utang Pemerintah AS bertenor 10 tahun dan dua tahun terbalik, menjadi sinyal yang diambil investor sebagai indikator resesi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News