Data WTO menunjukkan eskalasi tajam terjadi usai langkah-langkah pembatasan perdagangan selama enam bulan terakhir. "Eskalasi akan berisiko dan dampaknya terhadap ekonomi besar termasuk mengancam pekerjaan dan pertumbuhan di semua negara serta memukul yang termiskin," kata Azevedo, seperti dilansir dari Xinhua, Sabtu, 1 September 2018.
"Sejumlah langkah-langkah fasilitasi impor juga dicatat selama periode yang sama, tetapi yang terpenting adalah nilai perdagangan yang dicakup oleh langkah-langkah ini menurun, sedangkan cakupan tindakan pembatasan meningkat dengan cepat," tambahnya.
Azevedo mengatakan seluruh komunitas internasional memiliki tanggung jawab untuk membantu menyelesaikan masalah ini. Dia mengaku telah berkonsultasi dengan pemerintah dan para pemimpin di seluruh dunia serta mendesak dialog dan mengeksplorasi langkah-langkah untuk melepaskan diri dari situasi saat ini.
"Saya menyerukan kepada semua orang yang percaya perdagangan sebagai kekuatan untuk kebaikan, dan bahwa aturan perdagangan global merupakan fondasi penting bagi stabilitas ekonomi dan kemakmuran. Diam terbukti merusak seperti tindakan yang mengarah pada perang dagang," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mencatat, ada beberapa tanda kemajuan karena orang-orang mulai berbicara mengenai persoalan perdagangan sekarang ini. "Para pemimpin dan asosiasi bisnis menyerukan kepada pemerintah untuk menahan diri dari memasang hambatan baru. Mereka meminta pemerintah untuk bernegosiasi dan mencari solusi," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News