Ilustrasi. AFP/Johannes EISELE
Ilustrasi. AFP/Johannes EISELE

Washington-Beijing Dinilai Sadar Perang Dagang Bukan Cara Terbaik

Ilham wibowo • 21 September 2019 19:03
Helsinki: Perdana Menteri Finlandia Antti Rinne mengatakan baik Washington maupun Beijing sama-sama menyadari konflik perdagangan bukan pendekatan terbaik untuk politik internasional. Tentu sangat disayangkan ketika tarif tambahan terus terjadi di antara kedua belah pihak hingga sekarang ini.
 
Amerika Serikat telah mengenakan beberapa tarif tinggi kepada Tiongkok sejak awal 2018. Sedangkan Beijing merespons dengan cara serupa yakni mengenakan tarif terhadap produk AS. Konflik ini berdampak pada ekonomi global dan sentimen buruk bagi bisnis dan investor.
 
Rinne mengatakan Presiden AS Donald Trump dan pemerintahannya tahu bahwa perang dagang yang terjadi dengan Tiongkok bukan cara terbaik untuk menangani hubungan internasional. "Pada saat yang sama saya pikir juga para pemimpin Tiongkok tahu bahwa perang dagang semacam ini, situasi semacam ini, tidak baik untuk orang-orang Tiongkok," tuturnya.

"Dan ini bukan cara terbaik bagi Tiongkok untuk menangani situasi semacam ini," tambah Rinne, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 21 September 2019.
 
Adapun Presiden AS sudah berulang kali membela tindakannya, meskipun ada kritik yang luas dan potensi kerusakan ekonomi. Dalam sebuah cuitan pada September, Trump mengatakan tarif telah menempatkan AS dalam posisi tawar yang sangat kuat. "Dengan miliaran dolar dan pekerjaan, mengalir ke negara kami," kata Trump dalam cuitannya.
 
Sementara itu, para pejabat AS dan Tiongkok akan bertemu pada Oktober untuk putaran baru pembicaraan perdagangan. Trump mengatakan pekan lalu bahwa ia akan mempertimbangkan kesepakatan sementara dengan Tiongkok, meski ia mengaku lebih suka menyelesaikan seluruh kesepakatan secara maksimal.
 
Tidak hanya Tiongkok. Trump juga menyasar Eropa terkait perdagangan dan mengancam akan mengenakan tarif pada pembuat mobil di kawasan itu. Sektor ini sangat dihargai di negara-negara seperti Jerman dan telah menjadi pendorong pertumbuhan yang penting bagi kawasan ini.
 
"Saya berharap bahwa Tiongkok, AS, dan Uni Eropa, bersama-sama dapat menyelesaikan situasi semacam ini. Kami adalah ekonomi kecil. (tapi) kami adalah ekonomi dengan ekspor yang besar. Artinya, hal-hal semacam ini (perang dagang yang sedang terjadi) bisa jadi membahayakan ekonomi Finlandia di tahun-tahun mendatang," kata Rinne.
 
Pertumbuhan ekonomi Finlandia telah melambat sejak 2017. Data dari kantor statistik Finlandia yang keluar pada Agustus menunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi hanya meningkat 0,5 persen pada kuartal kedua dibandingkan dengan periode tiga bulan sebelumnya. Bahkan, ada kontraksi dalam ekspor -komponen kunci dari pertumbuhan ekonomi Finlandia.
 
Di sisi lain, Presiden Amerika Serikat Donald Trump berencana mempertimbangkan kesepakatan perdagangan sementara dengan Tiongkok, meskipun ia tidak menyukainya. Trump mengaku ingin menandatangani perjanjian penuh dengan Beijing. Namun, dia lebih memilih membiarkan pintu terbuka untuk tercapainya kesepakatan terbatas.
 
"Jika kita akan melakukan kesepakatan, mari kita selesaikan. Banyak orang membicarakannya, saya melihat banyak analis mengatakan kesepakatan sementara. Artinya kita akan mengerjakannya, yang mudah dulu," pungkas Trump.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan