Ilustrasi (AFP PHOTO/SCOTT HEPPELL)
Ilustrasi (AFP PHOTO/SCOTT HEPPELL)

Harga Minyak Dunia Ambruk

Antara • 07 Agustus 2019 08:01
New York: Harga minyak dunia turun lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu WIB), dengan minyak mentah Brent menetap di dekat posisi terendah tujuh bulan di bawah USD60 per barel. Kondisi itu karena ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok meningkatkan kekhawatiran tentang melemahnya permintaan global.
 
Mengutip Antara, Rabu, 7 Agustus 2019, patokan internasional, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Oktober turun sebanyak USD0,87 atau 1,45 persen menjadi USD58,94 per barel di London ICE Futures Exchange.
 
Sementara itu, patokan AS, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman September turun sebanyak USD1,06 atau 1,94 persen menjadi USD53,63 per barel di New York Mercantile Exchange.

Selama sesi, Brent diperdagangkan pada level serendah USD58,81 per barel atau turun lebih dari 22 persen dari posisi tertingginya pada April. Penurunan itu menempatkan patokan global di berada wilayah bear market (pasar lesu).
 
Harga Brent telah kehilangan lebih dari sembilan persen dalam sepekan terakhir, dengan Presiden AS Donald Trump bersumpah untuk mengenakan tarif baru pada impor Tiongkok dan Beijing membuat langkah lebih lanjut terhadap kargo pertanian AS.
 
AS juga menanggapi penurunan yuan Tiongkok pada Senin 5 Agustus dengan memberi merek Tiongkok manipulator mata uang. Sedangkan Trump menepis kekhawatiran atas perang dagang yang berkepanjangan dengan Tiongkok, karena Beijing memperingatkan bahwa keputusan Washington sehari sebelumnya akan menyebabkan kekacauan di pasar keuangan.
 
"Sejauh menyangkut pasar minyak, ada dua pertanyaan kunci. Pertama, mengapa Tiongkok harus terus membeli minyak mentah AS? dan kedua, mengapa Tiongkok harus terus mematuhi sanksi AS ketika datang untuk membeli minyak Iran?" kata Analis Commerzbank Carsten Fritsch dalam sebuah catatan.
 
Ekuitas global mencapai level terendah dua bulan dan Brent turun lebih dari tiga persen pada Senin 5 Agustus, karena para pedagang khawatir perselisihan antara dua pembeli minyak terbesar dunia akan mengurangi permintaan, membantu mendorong short-covering.
 
"Sulit bagi minyak untuk bertahan (naik) ketika Anda memiliki pergerakan seperti itu dalam ekuitas," kata Analis Petromatrix Olivier Jakob.
 
Di sisi pasokan, Iran telah mengancam untuk memblokir semua ekspor energi keluar dari Selat Hormuz, yang dilalui seperlima dari lalu lintas minyak global, jika tidak mampu menjual minyak seperti yang dijanjikan oleh perjanjian nuklir 2015 sebagai imbalan untuk mengekang pengayaan uranium.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan