Dalam sebuah tweet yang dikirim selama pertemuan penting antara produsen minyak yang dipimpin Saudi dan Rusia pada Jumat kemarin, Trump mengkritik OPEC karena secara artifisial menaikkan harga. Dia memperingatkan kepada kartel minyak tersebut bahwa tindakannya tidak baik dan tidak akan diterima oleh Gedung Putih.
"Dia jelas menyalahkan OPEC dan bergegas untuk meyakinkan rakyat Amerika bahwa situasi itu tidak akan ditoleransi," ungkap Analis PVM Oil Associates Tamas Varga, dalam sebuah catatan penelitian, seperti dikutip dari CNBC, Selasa, 24 April 2018.
"Apakah pandangannya memiliki dampak jangka panjang pada harga masih harus dilihat, tetapi sekarang menjadi rutinitas harian bagi pedagang minyak dan keuangan untuk memulai hari mereka dengan memeriksa dengan ketat tweet-tweet Donald Trump," tambahnya.

Sumber: @realDonaldTrump
Harga minyak telah melonjak lebih tinggi dalam beberapa bulan terakhir, mencapai level tertingginya sejak akhir 2014 pada Kamis lalu. Bersamaan dengan Rusia dan mitra sekutu lainnya, Arab Saudi telah memimpin upaya untuk mengekang produksi dalam upaya mencoba mengangkat minyak mentah berjangka.
Namun, keputusan Trump yang tidak terduga mendorong kedua benchmark minyak yakni West Texas Intermediate (WTI) AS dan Brent yang diperdagangkan secara global jatuh sekitar satu persen. Di sisi lain, Amerika terus mendorong produksinya bisa terus meningkat dari waktu ke waktu.
Beberapa produsen minyak mentah terbesar dunia menegaskan kembali komitmen mereka memberlakukan kontrol pasokan pada pertemuan di Jeddah, Arab Saudi, minggu lalu. Keputusan itu muncul di tengah laporan yaitu Riyadh senang melihat harga minyak melonjak mencapai USD100 per barel untuk meningkatkan penawaran umum perdana saham Saudi Aramco.
"Pasar harus menentukan harga," kata Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih, ketika diminta untuk mengomentari tweet Trump yang menyerang OPEC.
Kenaikan tajam dalam produksi minyak dari ladang serpihan AS pada awal dekade secara dramatis meningkatkan pasokan minyak global. Namun, pada awal 2016, harga telah jatuh di bawah USD30 per barel. Anggota OPEC Arab Saudi dan anggota non-OPEC Rusia memelopori upaya internasional untuk membersihkan pasokan global guna mengangkat harga.
Kenaikan harga minyak baru-baru ini terjadi saat Trump dengan bersemangat menegaskan kembali otoritas negaranya di panggung global. Administrasi Trump telah menampar bea atas impor logam, meminta Meksiko dan Kanada untuk membantu memodernisasi NAFTA, dan mengumumkan penarikan Washington dari Perjanjian Kemitraan Trans-Pasifik (TPPA).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News