Mengutip Xinhua, Selasa, 6 November 2018, indeks harga konsumen tumbuh sebanyak 2,67 persen selama satu bulan, sementara harga rumah dan barang-barang rumah tangga meningkat masing-masing 4,15 persen dan 3,44 persen. Sedangkan harga makanan dan minuman non-alkohol melonjak 3,22 persen.
Kemudian untuk biaya hiburan dan budaya meningkat sebanyak 2,07 persen pada Oktober. Adapun sektor transportasi adalah satu-satunya sektor yang tumbuh dengan harga 0,85 persen dalam sebulan. Sebelumnya Turki mencatat inflasi 24,52 persen pada September, tertinggi sejak 2003.
Di sisi lain, Menteri Keuangan Turki Berat Albayrak mengumumkan pada bulan lalu serangkaian langkah-langkah baru untuk melawan inflasi. Dia juga mendesak perusahaan Turki di semua sektor untuk memangkas harga setidaknya 10 persen guna mengurangi kenaikan inflasi, yang harapannya bisa menjaga stabilitas perekonomian Turki.
Sebelumnya, bank sentral Turki mempertahankan suku bunga acuannya atau tidak berubah seperti yang diperkirakan. Kondisi itu dilakukan setelah ada peningkatan hubungan diplomatik dengan Washington yang telah membantu lira menghitung kembali sebagian besar kerugiannya tahun ini.
Lira telah jatuh karena hubungan dengan Amerika Serikat memburuk. Masing-masing pihak memberlakukan sanksi tit-for-tat serta tarif tambahan. Inti dari perselisihan itu adalah penahanan yang dilakukan oleh otoritas Turki kepada seorang pendeta AS, yang sekarang telah dibebaskan.
Untuk mendukung mata uang dan melawan melonjaknya inflasi, bank sentral Tiongkok pada bulan lalu menaikkan suku bunga acuannya sebesar 6,25 poin, dalam sebuah langkah yang juga menenangkan kekhawatiran investor tentang independensi bank. Keputusan itu juga dalam rangka meredam gejolak perekonomian Turki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News