Menteri Keuangan Hong Kong Paul Chan mengatakan dalam pidato anggarannya, bahwa pengeluaran tersebut akan menghasilkan defisit fiskal tertinggi sepanjang masa dari 139,1 miliar dolar Hong Kong, atau sekitar 4,8 persen dari produk domestik bruto.
"Sejak Januari 2020, Hong Kong berada di bawah ancaman yang ditimbulkan oleh wabah virus korona yang baru, yang selanjutnya memberikan pukulan bagi perekonomian. Kita harus mengambil langkah tegas untuk mengatasi situasi ini," ujarnya seperti dilansir CNBC International, Rabu, 26 Februari 2020.
Chan menguraikan langkah-langkah untuk membantu bisnis, pekerja dan rumah tangga menghadapi tantangan ekonomi tambahan yang disebabkan oleh wabah virus, termasuk memberikan pinjaman berbunga rendah untuk usaha kecil menengah dengan jaminan pemerintah. Selain itu, pengurangan pajak laba sebesar 100 persen, dikenakan plafon USD20 ribu dan uang tunai 10 ribu dolar Hong Kong untuk penduduk tetap berusia 18 tahun ke atas
Namun, sekretaris keuangan memperingatkan pemberian bantuan satu kali di tahun-tahun mendatang kemungkinan harus dikurangi secara progresif karena pengeluaran pemerintah meningkat pada tahun ini.
Defisit untuk tahun keuangan mendatang yang dimulai pada April diproyeksikan jauh lebih besar dari USD37,8 miliar, jumlah defisit yang diperkirakan terjadi pada tahun keuangan saat ini. Hal ini menjadi defisit pertama pemerintah Hong Kong dalam 15 tahun.
"Defisit ini utamanya disebabkan oleh kenyataan bahwa pendapatan pemerintah tidak dapat mengimbangi kenaikan drastis pengeluaran pemerintah, terutama pengeluaran berulang," kata sekretaris keuangan tersebut.
Dia menjelaskan bahwa cadangan fiskal Hong Kong sekitar 1 triliun dolar Hong Kong, dan memungkinkan pemerintah untuk melakukan langkah-langkah khusus di tengah krisis ekonomi yang berlaku, seperti memberi uang tunai.
"Tetapi dalam jangka panjang, pemerintah harus menumbuhkan ekonomi dan menemukan sumber pendapatan baru," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News