Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Wall Street Berakhir di Zona Merah

Antara • 18 Juli 2019 07:02
New York: Saham-saham di Wall Street lebih rendah pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis WIB). Hal itu terjadi karena investor mempertimbangkan serangkaian laporan laba perusahaan. Di sisi lain, perang dagang yang sedang terjadi turut memberikan beban.
 
Mengutip Antara, Kamis, 18 Juli 2019, indeks Dow Jones Industrial Average turun 115,78 poin atau 0,42 persen menjadi 27.219,85 poin. Indeks S&P 500 berkurang 19,62 poin atau 0,65 persen menjadi 2.984,42 poin. Indeks Komposit Nasdaq turun 37,59 poin atau 0,46 persen menjadi 8.185,21 poin.
 
Bank of America melaporkan perolehan laba yang lebih baik dari perkiraan pada Rabu 17 Juli, didorong oleh kekuatan operasi perbankan ritelnya. Tetapi perusahaan memperingatkan bahwa suku bunga yang lebih rendah akan memukul pertumbuhan pendapatan bunga bersihnya.

Bank of America melaporkan laba per saham dilusian sebesar USD0,74, dan pendapatan bersih setelah dikurangi beban bunga sebesar USD23,1 miliar. Terlepas dari keuntungan kuat bank, investor berhati-hati dengan laporan laba yang akan datang. Para analis memperkirakan laba S&P 500 turun sekitar tiga persen pada kuartal kedua, mengutip data FactSet.
 
Kepala Staf Investasi Global UBS Global Wealth Management Mark Haefele mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pendorong laba telah melemah ketika sentimen bisnis turun, tarif-tarif telah naik, pertumbuhan luar negeri melambat, dan prospek harga minyak serta suku bunga lebih rendah.
 
Haefele mengatakan bank telah memangkas estimasinya untuk laba per saham setahun penuh S&P 500 dari USD168 menjadi sebesar USD165, dan perkiraan untuk 2020 dari sebesar USD179 menjadi USD176.
 
Di sisi lain, menurut Laporan Status Minyak Mingguan yang dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA), persediaan minyak mentah AS turun 3,1 juta barel dalam pekan yang berakhir 12 Juli menjadi 455,9 juta barel, sekitar empat persen di atas rata-rata lima tahun untuk saat ini.
 
Namun, persediaan produk-produk minyak naik secara signifikan. Total persediaan bensin meningkat 3,6 juta barel pada minggu lalu dan persediaan bahan bakar distilasi meningkat 5,7 juta barel, laporan tersebut menunjukkan.
 
Para analis yang disurvei oleh S&P Global Platts memperkirakan penurunan pasokan 1,5 juta barel untuk bensin dan peningkatan 300 ribu barel untuk produk destilat. Harga minyak juga kehilangan beberapa dukungan di tengah tanda-tanda potensi kemajuan menuju negosiasi antara Washington dan Teheran.
 
Hubungan antara Amerika Serikat dan Iran telah memburuk secara signifikan setelah Washington meninggalkan secara sepihak dari pakta nuklir penting pada Mei 2018 serta menerapkan kembali sanksi-sanksi energi dan keuangan, yang telah dihapus berdasarkan kesepakatan, terhadap Iran.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan