"Hal ini disebabkan sengketa perdagangan global dan perlambatan ekonomi di negara-negara besar," kata Kementerian Ekonomi dan Keuangan Korsel dikutip dari Xinhua, Kamis, 26 September 2019.
Prakiraan pertumbuhan 2020 untuk ekonomi Korea Selatan juga dipotong dari 2,5 persen menjadi 2,4 persen. Produk domestik bruto riil (PDB) Korsel ,yang disesuaikan dengan inflasi, meningkat 1,0 persen pada kuartal kedua dari tiga bulan sebelumnya, setelah secara tak terduga turun 0,4 persen pada kuartal pertama.
Bank of Korea (BOK) memangkas prospek pertumbuhan tahun ini dari 2,5 persen menjadi 2,2 persen pada Juli. Bank sentral memangkas target suku bunga dari 1,75 persen menjadi 1,50 persen dalam sebulan.
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) juga menurunkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Korsel dari 2,4 persen menjadi 2,1 persen minggu lalu. Ekspor Korea Selatan terus merosot selama sembilan bulan berturut-turut hingga Agustus di tengah sengketa perdagangan global.
Korea Selatan mengalami bentrokan dengan Jepang sejak Juli ketika Jepang memperketat peraturan tentang ekspornya ke Korea Selatan dari tiga bahan penting untuk membuat chip memori dan panel display yang menjadi andalan ekspor Korea Selatan.
Jepang menggeser Korea Selatan dari daftar putih mitra dagang tepercaya, yang diberikan prosedur ekspor preferensial, pada bulan Agustus. Sebagai tanggapan, Seoul juga mencabut nama Tokyo dari daftar putih mitra ekspor tepercaya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News