CPTPP merupakan perjanjian perdagangan bebas terbesar di dunia, mewakili hampir 13,5 persen dari produk domestik bruto (PDB) global. Saat ini ada 11 negara yang tergabung dalam kemitraan tersebut, yaitu Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.
Senior Negotiator Office of Trade Negotiations Executive Yuan, James Chen-Jung Hsiao mengatakan pihaknya akan mengikuti segala prosedur agar bisa menjadi anggota kemintraan tersebut.
"Kami sedang bekerja keras untuk bisa menjadi anggota. Kami akui ini tidak mudah," ujar James Chen kepada sejumlah jurnalis Indo-Pasific Media Trip, di Taipei, Taiwan, Rabu, 6 November 2019.
Kata James Chen, pihaknya telah berkomunikasi dengan tujuh dari 11 anggota CPTPP. Hal itu dilakukan untuk menunjukkan keseriusan Taiwan bisa menjadi bagian dari kemitraan tersebut.
Pada kesempatan yang sama Negotiator Office of Trade Negotiations Executive Yuan, Bruce Chih-yu Chien mengatakan Pemerintah Taiwan akan proaktif untuk bisa segera bergabung.
"Saat ini CPTPP belum buka untuk anggota baru. Kami tidak bisa menentukan target kapan bisa bergabung, tergantung pada konsensus mereka. Kami sudah mengajukan namun belum ada respons. Hanya membaca dari media bahwa mereka membuka lebar," kata Bruce.
CPTPP berawal dari Trans-Pacific Partnership (TPP) yang beranggotakan 12 negara, yaitu Amerika Serikat, Jepang, Meksiko, Kanada, Australia, Selandia Baru, Vietnam, Peru, Cile, Malaysia, Singapura, dan Brunei. Tapi, Presiden AS Donald Trump di hari pertama kerjanya pada 2017 menyatakan keluar dari TPP.
Kemudian pada awal 2018, sebanyak 11 anggota TPP menandatangani revisi perjanjian tanpa Amerika Serikat dan perjanjian kemitraan itu diperbaharui menjadi Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News