"Pembicaraan kami dengan Tiongkok, banyak hal menarik yang terjadi. Kita akan melihat apa yang terjadi. Saya bisa menaikkan lagi (tarif kepada Tiongkok) setidaknya USD300 miliar dan saya akan melakukannya pada waktu yang tepat," kata Trump, seperti dikutip dari CNBC, Sabtu, 8 Juni 2019, tanpa memberikan perincian tentang barang apa yang bisa menjadi sasaran.
"Tapi saya pikir Tiongkok ingin membuat kesepakatan dan saya pikir Meksiko ingin membuat kesepakatan dengan buruk," tambah Trump, di bandara Irlandia Shannon dalam perjalanan ke Prancis untuk peringatan D-Day.
Negosiasi antara Beijing dan Pemerintahan Presiden Donald Trump memburuk pada awal Mei dengan kenaikan tarif barang-barang Tiongkok senilai USD200 miliar yang diekspor ke AS, dan larangan efektif terhadap perusahaan-perusahaan Amerika yang berbisnis dengan raksasa telekomunikasi Tiongkok, Huawei.
Beijing merespons dengan tarif atas barang-barang AS senilai USD60 miliar. Sedangkan di Juli tahun lalu, Trump mengindikasikan bahwa ia bersedia untuk menampar tarif pada setiap barang Tiongkok yang diimpor ke AS jika perlu. "Saya siap untuk mencapai USD500 miliar," kata presiden kepada CNBC.
Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok dipercaya berlangsung hingga bertahun-tahun mendatang. Berakhirnya eskalasi perang dagang tersebut jika ekonomi negara Adidaya ini merosot, alias mengalami perlambatan.
"Perang dagang itu baru akan berkurang kalau AS sudah mendapatkan dampak negatif dari perang dagang," ujar Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah saat dihubungi Medcom.id di Jakarta.
Menurutnya semula AS dan Tiongkok mulai melakukan negosiasi untuk menurunkan tensi perang dagang. Namun, Presiden AS Donald Trump mendadak mengambil sikap untuk memberlakukan kenaikan tarif bea masuk barang Tiongkok dari 10 persen menjadi 25 persen.
Kebijakan tersebut diambil lantaran Trump percaya perang dagang memberikan dampak positif bagi negaranya. Hal itu tercermin dari membaiknya pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal I-2019. Di mana ekonomi negeri Paman Sam tercatat tumbuh 3,2 persen di atas ekspektasi yang hanya 2,6 persen.
"Trump ngamuk lagi dan menaikkan tarif dan mengeskalasi perang dagang, karena pertumbuhan ekonomi di atas ekspektasi yakni, 3,2 persen," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News