Menurut survei yang dilakukan Bloomberg pada 2-7 Agustus, para ekonom yang disurvei juga menurunkan estimasi mereka untuk ekspansi ekonomi AS tahun ini. Rata-rata, mereka memperkirakan pertumbuhan 2,3 persen dalam Produk Domestik Bruto (PDB) untuk tahun ini, dibandingkan dengan perkiraan Juli sebesar 2,5 persen.
Mengutip Antara, Jumat, 9 Agustus 2019, mereka juga memperkirakan pertumbuhan PDB melambat menjadi 1,8 persen pada kuartal ketiga, dari 3,1 persen dalam tiga bulan pertama tahun ini dan 2,1 persen pada periode April-Juni. Mengenai pertumbuhan global untuk tahun ini, para ekonom memangkas perkiraan mereka dari 3,3 persen menjadi 3,2 persen.
Hasil survei itu muncul setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pekan lalu bahwa tarif tambahan 10 persen akan dikenakan terhadap sekitar USD300 miliar barang-barang impor dari Tiongkok. Keputusan itu akhirnya membuat tensi dagang yang tadinya mulai mendingin menjadi memanas kembali.
Sementara itu, Indeks Kenyamanan Konsumen Bloomberg turun 1,8 poin menjadi 62,9 pada pekan yang berakhir 4 Agustus, Bloomberg melaporkan mengutip data yang dirilis Kamis, 8 Agustus. Angka terbaru, tambahnya, adalah yang terlemah dalam hampir dua bulan.
Selain itu, survei juga menunjukkan bahwa para ekonom memperkirakan penurunan suku bunga berikutnya oleh Federal Reserve akan terjadi pada September, berlawanan dengan proyeksi Desember sebelumnya. Ekonom memperkirakan penurunan suku bunga 25 basis poin pada pertemuan kebijakan Fed 17-18 September.
Pemangkasan suku bunga oleh the Fed itu akan membawa kisaran target suku bunga menjadi 1,75 persen hingga 2,00 persen sebagai yang paling mungkin. Baik dalam survei maupun laporan indeks kenyamanan, Bloomberg mengutip ketegangan perdagangan yang menyebabkan ketidakpastian ekonomi sebagai alasan utama untuk prospek penurunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News