Berangkat dari sana, Indonesia menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Pemerintah Jepang yang diwakili oleh Ketua Japan Export Trade Organization (JETRO).
"Kedua negara akan membuat program dalam upaya peningkatan investasi di Indonesia. Jadi follow up dari pertemuan ini, kita akan follow up di situ," ungkap Menteri Perdagangan (Mendag), Rachmat Gobel, seperti dilansir dari laman Setkab, Selasa (24/3/2015).
Rachmat mengatakan, sektor yang dikerjasamakan antara dua negara ini adalah sektor industri. Baik itu komponen automotif maupun elektronika, bahkan juga pada sektor-sektor di holtikultura atau makanan.
"Kita tentu kan Kementerian Perdagangan mempunyai target sendiri peningkatan ekspor 300 persen. Nah itulah kita kembangkan bersama mereka," jelas dia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyampaikan rencana pembangunan lima tahun Indonesia yang kemungkinan bisa dikerjasamakan antara Indonesia dengan Jepang.
Secara tidak langsung, Jokowi dalam pernyataannya menundang Jepang berinvestasi di Tanah Air. Karena, menurut Jokowi, Indonesia adalah negara besar dan memiliki potensi yang sangat besar.
"Tadi juga telah kita bicarakan mengenai program promosi, promosi investasi agar semakin banyak investor dari Jepang yang mau menginvestasikan di Indonesia, terutama mengenai bidang-bidang yang mungkin bisa dikerjasamakan," tutur Jokowi, saat bertemu dengan PM Jepang Shinzo Abe.
Kerja sama tersebut, lanjut Jokowi, bisa dimasuki Jepang dari bidang pembangkit tenaga listrik, pelabuhan, infrastruktur jalan, hingga pembangunan jalan tol yang akan menjadi pembangunan kawasan industri.
Adapun untuk kerja sama di bidang maritim, menurut Presiden Jokowi, telah disepakati untuk membentuk forum kerja sama maritim, khususnya di bidang keamanan maritim, infrastruktur maritim, dan industri maritim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News