Ilustrasi (AFP PHOTO/ALEXANDER KLEIN)
Ilustrasi (AFP PHOTO/ALEXANDER KLEIN)

OPEC Klaim Selamatkan Industri Minyak dari Kehancuran Total

Angga Bratadharma • 02 Maret 2019 14:02
Riyadh: Sekretaris Jenderal OPEC Mohammad Barkindo menegaskan OPEC sebagai kelompok penghasil minyak di dunia bertanggung jawab untuk menyelamatkan seluruh industri minyak dengan kesepakatan mengekang produksi. Sedangkan revolusi serpih AS telah membantu mencegah kekacauan besar di sektor energi di dunia.
 
"OPEC telah melakukan layanan yang hebat kepada produsen dan pasar minyak global. Keputusan yang diambil OPEC, bersama dengan mitra non-OPEC kami, benar-benar menyelamatkan industri minyak dari kehancuran total," klaim Barkindo, seperti dikutip dari CNBC, di Riyadh, Sabtu, 2 Maret 2019.
 
Diminta pandangannya tentang pertimbangan Kongres AS terkait undang-undang antimonopoli yang dapat merugikan OPEC karena memungkinkan OPEC digugat akibat mengoordinasikan produksi dan nantinya bisa memengaruhi harga minyak, Barkindo mengatakan, tindakan yang diambil oleh OPEC sebenarnya membantu produsen AS.

"Anda dapat bertanya kepada produsen di cekungan serpih di AS apakah mereka mendapat manfaat dari tindakan yang telah kami lakukan selama bertahun-tahun. Tidak ada pihak yang terisolasi," kata Barkindo.
 
Harga minyak turun secara dramatis dari level tertinggi sekitar USD114 per barel pada Juni 2014 ke level terendah sekitar USD27 per barel pada Januari 2016 di tengah ketidakseimbangan pasokan dan permintaan yang tajam. Penurunan harga sebagian besar disebabkan oleh permintaan global yang lebih lemah di tengah melimpahnya pasokan.
 
Pasokan yang berlebih itu berasal dari pihak seperti AS yang telah mengalami apa yang dikenal sebagai revolusi serpih yang telah menjadikannya produsen minyak terbesar di dunia, serta produsen utama Arab Saudi dan Rusia. Penurunan harga minyak memukul negara-negara produsen dengan keras, terutama di AS, yang produsennya memiliki biaya produksi lebih tinggi.
 
Anggota OPEC dan sekelompok produsen non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia sepakat pada akhir 2016 untuk mengekang produksi mereka dalam upaya untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, serta harga, dalam aliansi yang sekarang dikenal sebagai OPEC Plus.
 
Kesepakatan itu, yang masih berlaku, terlihat telah bekerja dengan patokan minyak mentah berjangka Brent saat ini diperdagangkan pada posisi USD65,97 per barel dan West Texas Intermediate (WTI) pada USD56,69 per barel. Sedangkan AS tidak ikut serta dalam pemotongan produksi tetapi telah mendapat manfaat dari kenaikan harga sebagai hasilnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan