"Sama sekali tidak ada masalah. Kami benar-benar memegang kendali," ujar Gubernur Bank Sentral Yunani, Yannis Stournaras, mengatakan kepada wartawan ketika para menteri keuangan berkumpul di Brussel, memperdebatkan permintaan Yunani untuk bantuan perpanjangan pinjaman selama enam bulan, seperti dilansir AFP, Jumat (20/2/2015).
Pemerintah anti-penghematan Yunani yang terpilih baru-baru ini menginginkan kontrak baru dengan para kreditur Eropa, yang memungkinkan pihaknya mengatasi kemiskinan menyeluruh di negara tersebut.
Namun, beberapa negara zona euro yang dipimpin oleh Jerman ingin Athena untuk menyelesaikan reformasi tidak populer yang berasal dari paket dana talangan (bailout) yang sedang berjalan. Para analis telah memperingatkan bahwa jika kesepakatan tidak tercapai pada akhir bulan ini, Yunani bisa merasakan dirinya sendiri tanpa dukungan Eropa dan segera bangkrut.
Menurut Goldman Sachs, para deposan Yunani telah menarik sekitar 18 miliar euro dari bank-bank sejak Desember. ECB pekan ini meningkatkan bantuan likuiditas darurat yang tersedia untuk bank-bank Yunani tetapi hanya dengan jumlah kecil, langkah yang diartikan sebagai dirancang untuk menekan Athena dan mitranya di Eropa untuk mencapai kesepakatan.
"Posisi ECB pada dasarnya berhubungan dengan apa yang terjadi di Eurogroup. Kami di sini untuk mencegah kecelakaan," kata Stournaras, menyusul pertemuan dengan Wakil Perdana Menteri Giannis Dragasakis.
"Kami akan melakukan segalanya dalam kekuasaan kami untuk menjaga dan memperkuat stabilitas moneter dan keuangan di negara kita," kata Dragasakis.
Dia menambahkan bahwa masyarakat Yunani telah bereaksi dengan cara yang dingin dan mengagumkan terhadap laporan-laporan bank yang sedang berjalan. Adapun negosiasi di Brussel, Dragasakis mengatakan, Yunani telah berusaha untuk memahami sensitivitas negara-negara dan lembaga Eropa lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News