Pernyataan itu dibuat setelah Komite Kebijakan Moneter Reserve Bank of India (MPC) mengakhiri pertemuan dua harinya. "Mengingat dinamika pertumbuhan-inflasi yang berkembang, MPC (Komite Kebijakan Moneter) merasa pantas untuk mengambil jeda pada saat ini," kata MPC, seperti dikutip dari Xinhua, Sabtu, 7 Desember 2019.
Dalam hal ini, bank sentral India juga memotong perkiraan pertumbuhan setahun penuh saat ini menjadi lima persen dari sebelumnya 6,1 persen. Sementara sebagian besar pakar pasar mengharapkan setidaknya penurunan suku bunga acuan sebanyak 25 basis poin.
Di sisi lain, MPC mencatat tingkat inflasi di Oktober 2019 mencapai 4,6 persen atau jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan. Pencapaian itu melanggar target untuk pertama kalinya dalam lebih dari setahun. Sedangkan pemotongan prediksi pertumbuhan ekonomi setahun penuh sekarang ini dari 6,1 persen menjadi lima persen sudah terlihat pada Oktober 2019.
Lebih lanjut, bank sentral India memperkirakan harga sayur-sayuran terus meningkat mengacu pada kenaikan harga bawang dan tomat di beberapa bulan terakhir. Atas dasar itu, MPC melihat prediksi inflasi pada paruh kedua tahun keuangan yang berakhir di Maret 2020 menjadi 5,1-4,7 persen dari target sebelumnya 3,5-3,7 persen.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta seluruh pihak untuk meningkatkan kewaspadaan dengan perkembangan di dunia. Apalagi baru-baru ini India merilis laporan pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan akibat ketidakpastian global.
Pertumbuhan ekonomi India di kuartal III-2019 tercatat hanya 4,5 persen. Padahal pada kuartal sebelumnya, ekonomi India masih mencatatkan pertumbuhan sebesar lima persen. Pertumbuhan ekonomi di India bahkan terus merosot jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
"Kita juga lihat pertumbuhan ekonomi Indonesia, kalau tingkatkan kewaspadaan bukan khawatir berlebihan, tapi memang ada faktor yang perlu kita kelola bersama," kata dia, di Hotel Westin, Jakarta Selatan.
Menurut dia pemerintah harus secara cermat memberikan stimulus demi mengatasi ketidakpastian. Pelemahan ekonomi yang berasal dari luar lingkungan Indonesia bisa dihadapi dengan penggunaan instrumen seperti Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan tepat.
"Berarti kita harus gunakan instrumen baik dari penerimaan, perpajakan dan non pajak, belanja dan pembiayaan. Semuanya untuk menetralisir pelemahan dari transmisi global ke dalam negeri dan ketidakpastian," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id