IMF telah menurunkan perkiraannya untuk pertumbuhan global tahun ini dan selanjutnya memperingatkan bahwa lebih banyak tarif-tarif oleh AS-Tiongkok, tarif mobil atau Brexit yang tidak teratur, lebih jauh dapat memperlambat pertumbuhan, melemahkan investasi, dan mengganggu rantai pasokan.
Mengutip Antara, Rabu, 24 Juli 2019, Kepala Ekonom IMF Gita Gopinath mengatakan kepada wartawan di Santiago, Chili, pemberi pinjaman global tidak melihat tanda-tanda resesi, tetapi memang melihat risiko penurunan yang signifikan untuk pertumbuhan global ke depan, termasuk meningkatnya perang perdagangan.
Wakil Direktur Departemen Penelitian IMF Gian Maria Milesi-Ferretti mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa perdagangan yang lesu disebabkan beberapa faktor, termasuk ketidakpastian yang disebabkan oleh perang perdagangan AS-Tiongkok, investasi yang lebih lemah, dan siklus pelemahan di sektor otomotif dan teknologi.
"Akhir 2018 cukup lemah. Anda memiliki kombinasi faktor yang berperan di sini, beberapa di antaranya bersifat sementara dan beberapa di antaranya mungkin merupakan tanda perlambatan yang lebih signifikan," kata Milesi-Ferretti.
Milesi-Ferretti mengatakan perdagangan terutama didorong oleh barang-barang investasi dan aktivitas investasi lemah di Amerika Latin, Eropa dan yang penting Tiongkok yang menghadapi perlambatan permintaan domestik cukup besar.
"Ketika investasi melambat di Tiongkok, itu terlihat di layar radar global," katanya.
Perdagangan global juga dilanda siklus penurunan perdagangan barang dan komponen yang terkait dengan produksi produk teknologi seperti iPhone dan elektronik lainnya. Siklus itu telah memberikan dorongan besar bagi perdagangan global pada akhir 2017, tetapi telah berubah dan sudah sangat lemah baru-baru ini.
"Dan itu ditunjukkan angka-angka perdagangan, terutama di Asia," kata Milesi-Ferretti.
Pengurangan permintaan mobil dan gangguan pada produksi mobil di Jerman adalah faktor lain di balik perdagangan yang lesu. "Ketika Anda mengalami peningkatan dalam ketidakpastian hal pertama yang dilakukan konsumen adalah memotong pembelian barang-barang tahan lama dan menunggu situasi untuk mengklarifikasi," kata Milesi-Ferretti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News