Menteri Energi Arab Saudi Pangeran Abdulaziz Bin Salman mengatakan bahwa serangan itu telah mempengaruhi produksi 5,7 juta barel minyak mentah dan gas. Data terakhir OPEC melansir total produksi minyak dan gas Arab Saudi mencapai 9,8 juta barel per hari.
"Perusahaan sedang berusaha memperbaiki produksi ke level awal dan akan memberitahukan dalam dua hari ke depan," kata dia dikutip dari CNN, Minggu, 15 September 2019.
Serangan itu sangat membahayakan karena menurutnya akan memengaruhi pasokan minyak dunia dan memberikan ancaman bagi perekonomian global.
Jason Bordiff, Direktur Pusat Kebijakan Energi Global di Columbia University mengatakan bahwa serangan di Abqaia merupakan serangan paling berpengaruh di pasokan minyak dunia. Jika pasokan minyak dan gas terganggu maka harga dua komoditi itu akan naik.
"Harga minyak akan naik karena serangan itu," kata dia.
Saudi Arabia telah memangkas produksi minyak dan energi lainnya sebagai bagian dari usaha OPEC untuk menaikkan harga minyak. Produksi minyak arab saudi mencapai 10 persen dari pasokan minyak global yang mencapai 100 juta barel per hari.
Sementara itu The International Energy Agency (IEA) mengaku sedang memonitor situasi di Arab Saudi. IEA mengklaim bahwa pasar masih menerima pasokan minyak dengan baik dengan cadangan komersial yang mencukupi.
Sekretaris Energi AS Rick Perry menyatakan kesiapannya untuk memanfaatkan Cadangan minyak Strategis negara itu jika perlu, kata seorang juru bicara departemen dalam sebuah pernyataan. AS sudah membangun cadangan minyak yang cukup setelah krisis minyak pada 1970-an dengan menampung 630 juta barel minyak mentah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News