ADB beri pinjaman USD10 miliar ke Indonesia. (FOTO: REUTERS)
ADB beri pinjaman USD10 miliar ke Indonesia. (FOTO: REUTERS)

Presiden ADB Tawarkan Pinjaman USD10 Miliar untuk 5 Tahun

Suci Sedya Utami • 12 Februari 2016 12:53
medcom.id, Jakarta: Asian Development Bank (ADB) atau Bank Pembangunan Asia kembali memberikan tawaran pinjaman pada Indonesia. Kali ini nilai pinjaman yang ditawarkan pinjaman ditingkatkan.
 
Presiden ADB Takehiko Nakao dalam kunjungannya ke Istana Negara menemui Presiden Joko Widodo dilanjutkan menyambangi kantor Menko Perekonomian Darmin Nasution menyebutkan pembiayaan yang dipinjamkan tahun ini meningkat menjadi USD2 miliar.
 
Nakao mengatakan, dalam lima tahun terakhir yakni mulai 2010 hingga 2014, pinjaman yang diberikan pihaknya rata-rata bernilai USD740 juta per tahun.

"ADB akan memperluas penyaluran pinjaman. Dalam lima tahun lalu USD740 juta rata-rata. Kami berkomitmen USD10 miliar untuk lima tahun mendatang," kata Nakao, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Jumat (12/2/2016).
 
Nakao mengatakan peningkatan pinjaman ADB bagi Indonesia akan mendukung prioritas pembangunan Pemerintah, terutama untuk infrastruktur fisik dan sosial. Selain pinjaman untuk proyek, ADB secara aktif memanfaatkan pinjaman berbasis kebijakan (policy-based loan) dan pinjaman berbasis hasil (result-based lending). Pinjaman berbasis hasil merupakan pembiayaan yang pencairannya dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai, dan bukan dengan biaya proyek yang telah dibelanjakan.
 
Tahun lalu, ADB memberikan dukungan pembiayaan sebesar USD1,67 miliar pada Indonesia. Termasuk di dalamnya adalah pinjaman program sebesar USD400 juta untuk mengembangkan pasar keuangan dan inklusi keuangan, pinjaman program lainnya sebesar USD400 juta untuk mengembangkan sektor energi, dan pinjaman berbasis hasil perdana sebesar USD600 juta untuk membantu peningkatan jaringan transmisi dan distribusi listrik di Sumatera.
 
Sedangkan dukungan ADB tahun ini akan mencakup pendanaan untuk layanan pendidikan, pengelolaan keuangan publik, energi bersih, infrastruktur perdesaan, dan pengendalian banjir.
 
Nakao memuji keberhasilan Pemerintah mengelola ekonomi tahun lalu, yang berhasil menjaga inflasi tetap rendah di empat persen pada Desember 2015, defisit fiskal yang bertahan di 2,7 persen dari produk domestik bruto (PDB), dan defisit transaksi berjalan yang menurun ke 2,5 persen PDB, dari sebelumnya sebesar 3 persen pada 2014. ADB memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,3 persen pada 2016, dari 4,8 persen pada 2015.
 
"Di tengah gejolak keuangan dunia dan merosotnya harga komoditas, reformasi ekonomi di berbagai bidang di Indonesia telah meningkatkan keyakinan pasar," ujar Nakao.
 
Dirinya memandang sangat penting bagi Indonesia untuk terus melanjutkan dan memperkuat momentum reformasi, yang akan membantu mendiversifikasi ekonomi dan memungkinkan seluruh penduduk Indonesia menikmati manfaat dari potensi pertumbuhan ekonomi.
 
Ia menegaskan pentingnya melanjutkan upaya untuk mendorong pendapatan pajak dalam negeri, dengan cara memperluas basis pajak dan memperkuat sistem pengelolaannya.
 
Sebagai salah satu negara pendiri ADB pada 1966, Indonesia telah menerima USD32 miliar dalam bentuk pinjaman dengan atau tanpa jaminan negara, USD437 juta dalam bentuk bantuan teknis, dan USD430 juta dalam bentuk hibah. Dukungan ADB difokuskan pada pengelolaan sumber daya alam, pendidikan, energi, keuangan, transportasi, dan pasokan air serta layanan perkotaan lain.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan