Presiden Jokowi bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping -- AFP Photo: RUSMAN (STR)
Presiden Jokowi bersama Presiden Tiongkok Xi Jinping -- AFP Photo: RUSMAN (STR)

Presiden Tiongkok: Asia Pasifik Harus Integrasikan Ekonomi

Antara • 10 November 2014 15:06
medcom.id, Jakarta: Presiden Tiongkok, Xi Jinping menyampaikan gagasan yang ambisius untuk mendorong negara-negara di kawasan Asia-Pasifik melalui "tahap pengembangan baru" menuju integrasi ekonomi regional.
 
"Kawasan Asia-Pasifik berdiri di persimpangan jalan. Hubungan yang semakin erat antara negara-negara Asia-Pasifik telah membuat integrasi ekonomi regional semakin diperlukan dan mendesak," kata Presiden Xi Jinping dalam siaran pers dari Sekretariat APEC yang diterima di Jakarta, Senin (10/11/2014).
 
Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam pidato utamanya pada pembukaan APEC CEO Summit 2014 di Beijing, Tiongkok. Presiden Xi, yang merupakan Ketua APEC 2014, menekankan kepada pemimpin dari 21 negara anggota APEC mengenai langkah-langkah prioritas ke depan yang akan diambil dalam pertemuan para pemimpin ekonomi itu pada Senin dan Selasa (10-11 November).

Dia memperingatkan bahwa kelambanan dalam bertindak dapat membuat ekonomi kawasan dan global berada pada keadaan pertumbuhan yang terhambat atau rusak.
 
"Dampak dari krisis keuangan internasional terus berlangsung dan pemulihan ekonomi di beberapa negara pun masih dalam keadaan rentan. Asia-Pasifik memiliki tugas untuk meningkatkan kesetaraan dan efisiensi ekonomi dan menggantikan daerah-daerah pertumbuhan (ekonomi) yang lama dengan yang baru," ujar dia.
 
Oleh karena itu, Presiden Xi bersama para pemimpin negara anggota APEC lainnya akan memberi perhatian khusus terhadap langkah-langkah selanjutnya untuk memajukan integrasi ekonomi regional, mempromosikan reformasi ekonomi, dan pembangunan yang inovatif, serta memperkuat investasi infrastruktur dan konektivitas yang lengkap.
 
Inisiatif lainnya yang menjadi fokus utama dalam pertemuan pemimpin APEC itu mencakup rancangan untuk mewujudkan Wilayah Perdagangan Bebas Asia-Pasifik (FTAAP), yakni suatu perjanjian perdagangan bebas yang komprehensif untuk terus-menerus membangun usaha regional, seperti Kemitraan Ekonomi Regional Komprehensif dan Trans Pacific Partnership, yang telah disepakati pada 2010.
 
"Kita perlu bersama-sama membangun perekonomian terbuka di Asia-Pasifik, karena keterbukaan membawa kemajuan sementara kebijakan yang tertutup mengarah ke keterbelakangan. Keterbukaan telah menjadi prasyarat penting bagi Asia-Pasifik untuk tumbuh di masa depan," kata Presiden Xi.
 
"Ini berarti diperlukan keterbukaan yang lebih besar dalam ekonomi kita masing-masing. Hal ini juga berarti membuka diri terhadap satu sama lain sehingga keragaman dan berbagai anggota ekonomi dapat diubah menjadi lebih potensial dan menjadi penggerak pembangunan," lanjutnya.
 
Para pemimpin ekonomi APEC akan mempertimbangkan lebih lanjut mengenai cetak biru strategis untuk mempromosikan tentang Pembangunan Inovatif serta Reformasi Ekonomi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan lebih berkelanjutan. Selain itu, cetak biru tentang Konektivitas APEC juga akan dibahas untuk pertama kalinya dalam pertemuan di Beijing itu.
 
"Pembangunan konektivitas dan infrastruktur di kawasan Asia-Pasifik bukan hanya suatu keharusan untuk mencapai integrasi ekonomi regional, tetapi lebih penting lagi untuk pembangunan jangka panjang bagi ekonomi semua negara. Maka kita harus bekerja sama untuk mewujudkan konektivitas yang meliputi kedua sisi Pasifik," ujar Xi.
 
Menurut dia, konektivitas fisik berpusat pada pembangunan infrastruktur, sedangkan konektivitas kelembagaan akan meningkatkan keselarasan dan koordinasi kebijakan, hukum dan peraturan yang efisien. Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC akan berlangsung di Beijing, Tiongkok pada 10-11 November.
 
"Tiongkok dan anggota APEC lainnya berharap dapat menuai hasil dari Pertemuan Pemimpin Ekonomi APEC ke-22 ini. Prospek pengembangan wilayah Asia-Pasifik bergantung pada keputusan dan tindakan yang kita ambil hari ini," kata Presiden Xi menyimpulkan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan