Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

Arab-OPEC Berpeluang Rebut Pangsa Pasar Minyak AS

Angga Bratadharma • 06 Juli 2019 17:02
New York: JPMorgan memperkirakan penurunan bertahap harga minyak dunia selama beberapa tahun mendatang dapat mendorong Arab Saudi dan OPEC untuk merebut kembali sebagian pangsa pasarnya dari Amerika Serikat. Meski demikian, ada harapan pasar minyak tetap stabil dan tidak ada tekanan yang berarti.
 
Kepala Riset Minyak dan Gas EMEA JP Morgan Christyan Malek mengatakan Arab Saudi dan OPEC ada untuk mendukung pergerakan harga minyak. Hal itu bisa terjadi ketika mereka memangkas produksi. Namun sayangnya, sejauh ini harga minyak dunia belum berada di level yang tinggi seperti dulu.
 
"Tetapi, setelah mengatakan itu, apa yang kami katakan adalah jangan terbiasa dengan hal itu," ungkap Christyan Malek, sepeti dikutip dari CNBC, Sabtu, 6 Juli 2019.

Awal pekan ini, OPEC dan 10 mitra penghasil minyak atau sekutu lainnya sepakat untuk mempertahankan pemangkasan 1,2 juta barel per hari dari pasar selama sembilan bulan. Aliansi energi, kadang-kadang disebut sebagai OPEC+, juga telah mengurangi produksi sejak 2017 sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menopang harga minyak mentah.
 
Kelompok yang didominasi Timur Tengah telah berhasil menjaga harga minyak mentah mendekati USD60 per barel, meskipun dapat dilakukan lima tahun setelah harga minyak terakhir diperdagangkan di atas USD100. Tetapi, periode pengurangan produksi yang berlarut-larut telah membuat pangsa pasar minyak global merosot ke level terendah dalam hampir tiga dekade.
 
Sementara itu, industri serpih AS telah berkembang dengan kecepatan yang sedemikian pesat sehingga mengancam upaya-upaya yang dipimpin OPEC untuk mengurangi kekhawatiran permintaan, dan membanjiri pasar minyak global dengan pasokan. Tidak dipungkiri, langkah AS bisa memberikan tekanan terhadap harga minyak dunia.
 
"Saya pikir, saat ini, dengan OPEC dan Saudi berfokus pada kebijakan ekonomi fiskal maka mereka benar-benar ada dua kaki di dalam konteks ini," kata Male, ketika ditanya apakah dia percaya gembong OPEC, Arab Saudi dapat mengubah dinamika ini dan akhirnya bisa bertahan lebih lama menghadapi industri serpih AS.
 
Di sisi lain, defisit perdagangan Amerika Serikat melonjak pada Mei dan ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Tiongkok membantu mendorong aktivitas di sektor jasa ke level terendah dua tahun pada Juni. Kondisi ini menjadi tanda-tanda lebih jauh bahwa pertumbuhan ekonomi melambat tajam pada kuartal kedua.
 
Prospek suram ekonomi juga digarisbawahi oleh data lain yang menunjukkan pengusaha swasta menambahkan pekerjaan jauh lebih sedikit dari yang diperkirakan pada bulan lalu. Pesanan baru untuk barang-barang manufaktur turun pada Mei untuk bulan kedua berturut-turut.
 
Laporan tersebut mengikuti data investasi perumahan dan bisnis yang lemah baru-baru ini, serta belanja konsumen yang moderat. Kepercayaan bisnis dan konsumen telah menurun. Perlambatan dalam kegiatan juga terjadi karena stimulus besar-besaran tahun lalu dari pemotongan pajak dan pengeluaran pemerintah yang lebih banyak.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan