Ilustrasi (FOTO: AFP)
Ilustrasi (FOTO: AFP)

PM Inggris Alami Kemunduran tentang Pembahasan Brexit

Angga Bratadharma • 15 Desember 2017 14:04
London: Perdana Menteri Inggris Theresa May mengalami kekalahan yang cukup keras di House of Commons ketika sekelompok anggota parlemen Konservatifnya memberontak dalam sebuah keputusan penting mengenai tagihan penarikan Brexit. Tidak ditampik, keputusan Brexit memang memberikan efek tersendiri.
 
Dia kalah hanya dengan empat suara, memenangkan 305 suara melawan 309 yang memilih melawan pemerintah. Dipimpin oleh mantan jaksa agung Konservatif Dominic Grieve, anggota parlemen pemberontak didukung oleh anggota parlemen Partai Buruh oposisi utama untuk memenangkan seruan untuk kesepakatan akhir Inggris mengenai penarikannya dari Uni Eropa (UE).
 
Mereka bersikeras bahwa langkah mereka bukan upaya untuk menghentikan penarikan Inggris dari Uni Eropa, namun untuk membela kedaulatan parlemen Inggris. Kekalahan tersebut terjadi saat debat terakhir mengenai RUU Penarikan UE, bagian penting dari strategi Brexit pemerintah, yang saat ini sedang dilakukan melalui House of Commons.

Mengutip Xinhua, Jumat, 15 Desember 2017, Grieve membela pemberontakannya terhadap pemerintah, dengan mengatakan bahwa waktunya untuk berdiri dan dihitung. Adapun ada harapan agar keputusan Brexit tidak memberikan efek negatif bagi kedaulatan termasuk perekonomian Inggris di masa mendatang.
 
Dia menolak intervensi di menit-menit terakhir oleh Menteri Pemerintah Inggris Dominic Rabb yang bertujuan untuk mencegah pemberontakan tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu telah terjadi terlambat. Sebelumnya, May bersikeras bahwa parlemen akan memiliki pemungutan suara yang berarti berdasarkan kesepakatan akhir Brexit sebelum Inggris meninggalkan UE.
 
Segera setelah pemungutan suara, juru bicara pemerintah mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemerintah kecewa bahwa parlemen telah memilih amandemen ini meskipun ada jaminan kuat yang telah ditetapkan.
 
"Kami jelas bahwa RUU ini, dan kekuatan didalamnya, sangat penting. Amandemen ini tidak menghalangi kami untuk menyiapkan buku undang-undang kami untuk keluar hari ini. Kami sekarang akan menentukan apakah diperlukan perubahan lebih lanjut untuk RUU tersebut untuk memastikan hal itu memenuhi tujuan vitalnya," kata juru bicara tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan