Rosan yang baru saja bertemu para stakeholders negara-negara ASEAN seperti Kamboja, Laos, Vietnam, Singapura dan lain sebagainya dalam pertemuan di Davos, Swiss mengatakan mereka berpikir keluarnya AS menjadi momentum untuk negara-negara ASEAN fokus dalam perdagangan bebas di kawasan.
Apalagi kesepakatan perdagangan bebas yang diberi nama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah berjalan. Tentu kondisi semacam ini benar-benar memberi efek positif bagi ekonomi Indonesia di waktu-waktu yang akan datang.
"Mereka bilang kenapa kita yang dari negara ASEAN yang sudah ada MEA memperkuat plafon ASEAN sebagai free trade di negara kita," kata Rosan, di Graha CIMB Niaga, Sudirman, Jakarta Selatan, Selasa 24 Januari.
Apalagi memang perdagangan di kawasan ASEAN masih sangat kecil. Sementara potensi ekonomi yang bisa dimaksimalkan sangat besar dan masih banyak yang belum terjamah. Tentu diharapkan perdagangan di kawasan ASEAN ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump secara resmi memutuskan untuk AS mengundurkan diri dari kesepakatan perdagangan bebas di Trans Pacific Partnership (TPP). Langkah itu tentu menjauhkan AS dari sekutu di Asia dan membuat pengaruh Tiongkok di wilayah tersebut naik.
Memenuhi janji kampanye untuk mengakhiri keterlibatan AS di pakta 2015, Trump akhirnya menandatangani sebuah perintah eksekutif guna menarik AS di perdagangan bebas dari 12 negara di TPP. Adapun langkah tersebut tentunya akan memiliki pengaruh tersendiri bagi pergerakan perdagangan bebas di dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News